Proses
pembuatan tape singkong adalah:
1. Pilihlah singkong yang bagus dan rata, kemudian dikupas, dipotong- potong
sesuai selera dan dicuci bersih.
2. Kemudian potongan singkong tersebut direbus sampai matang kemudian
ditiriskan.
3. Tunggu singkong tersebut sampai dingin, bias juga pakai kipas angin.
4. Sediakan ragi tape yang bias dibeli di took obat makanan, kemudian ditumbuk
halus dan diayak pakai ayakan atau saringan.
5. Taburkan ragi halus ke singkong-singkong yang sudah dingin sampai rata.
6. Sediakan tempat untuk menyimpan singkong yang sudah ditaburi ragi tersebut,
bias memakai plastic ataupun memakai daun pising atau daun jati.
7. Peram bungkusan singkong tersebut kurang lebih 3 hari
8. Setelah 3 hari bukalah bungkusan singkong tersebut, dan tape singkong siap
dinikmati.
1.1. Latar Belakang Masalah
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di
dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.;
khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii,
Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik
yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih
sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan
sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian
gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma
alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat
alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang
terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman
beralkohol.
1.2. Permasalahan
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahn yang dibahas
dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah proses fermentasi makanan itu?
2. Bagaimana proses fermentasi pada tape?
3. Apa kegunaan ragi dalam proses pembuatan tape singkong?
4. Ada berapa macam langkah-langkah dalam proses pembuatan tape singkong?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah:
1. Mendeskripsikan pengertian fermentasi makanan dan menyebutkan faktor-faktor
yang mendorong terjadinya fermentasi makanan pada tape?
2. Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan tape singkong?
3. Menjelaskan tujuan fermentasi makanan?
4. Menyebutkan nama jamur yang menyebabkan fermentasi pada tape singkong?
1.4. Metode Penulisan
Karya tulis ini dibuat dengan menggunakan metode pustaka dan metode pengamatan.
1.5. Kegunaan Karya Tulis Ilmiah
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat berguna bagi sekjolah khususnya
dalam proses belajar mengajar serta berguna bagi masyarakat umum. Karya tulis
ini juga dapat mengembangkan proses fermentasi makanan, khususnya yang terjadi
pada tape singkong dengan baik dan benar.
1.6. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini tersusun dalam 4 bab, Bab I memuat pendahuluan yang berisi
latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan. Bab II
landasan teori yang akan dibahas. Bab III menguraikan proses penelitian
perrmentasi makanan pada tape singkong. Bab IV berisi kesimpulan hasil
penelitian dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain
dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi
dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan
etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik
dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
2.2. Teori – teori yang akan disajikan
- Pemanfaatan Fermentasi
- Proses penelitian pada pembuatan tape singkong
- Kelebihan bahan makanan hasil fermentasi, dibandingkan makanan biasa yaitu
muda dicerna, dapat dimanipulasi menjadi berbagai jenis makanan
2.3. Landasan Pembahasan Makalah
Dengan adanya fermentasi, kita dapat memanfaatkan keahlian khusus untuk
menghasilkan produk dan jasa atau jasa organisme untuk mengelola bahan baku
menjadi bahan yang berguna / bermanfaat misalnya dalam fermentasi pembuatan,
tempe, tahu, tape dll.
BAB III
PROSES PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat:
1) Pisau
2) Panic
3) Plastic
4) Ember
3.1.2. Bahan:
1) 1.5 kg singkong, kupas, cuci bersih, potong menurut selera (mau dibiarkan
utuh juga ga dilarang kok)
2) 1.5 butir ragi tape, dihaluskan
3) daun pisang untuk alas (ga pake juga ga papa)
3.2. Metoda Penelitian
Penelitian biologi ini menggunakan metoda:
1. Melakukan pembuktian langsung dengan cara membuat tape singkong.
2. Melakukan wawancara
3. Meneliti hasil pembuktian/pecobaan
4. Mengumpulkan data dari sumber lain, seperti media informatika yang mendukung
hasil penelitian pada proses pembuatan tape singkong.
3.3. Proses Penelitian
Proses penelitian adalah dengan terjun langsung membuktikan sendiri untuk
membuat tape singkong:
1) Kukus singkong hingga matang. (Jangan kematangan ya karena nanti hasilnya
jadi benyek). Dinginkan.
2) Setelah dingin, tata singkong dalam wadah bertutup yang telah dialasi daun
pisang. (wadahnya kalo bisa disteril dulu biar ga ada bakteri yang bisa
menghambat proses fermentasi).
3) Taburi dengan ragi tape hingga rata. (kata mbak Rini, sampai terlihat
putih).
4) Tutup kembali dengan daun pisang lalu tutup dengan tutup wadahnya. Diamkan
di tempat hangat selama 2-3 hari.
3.4. Hasil Penelitian
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan
gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang
terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian
dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir
akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan Penelitian
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum)
adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi
menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai
obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses
pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme
purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat
ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi
tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor
elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap
produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari
fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di
mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan
dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang
dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk
memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah.
Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata)
menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang
effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih
cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu
dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan
dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh,
pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30
detik hingga 2 menit.
4.2. Saran
1. Sebaiknya para pemuda dinekali ilmu pengetahuan yang cukup supaya cepat
diterapkan dalam setiap langkah kehidupannya masing-masing.
2. Kita harus menyambut fermentasi dengan baik sehingga pemanfaatannya dapat
kita rasakan dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Amien Muhammad, Pegangan Umum Bioteknologi 3. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1985.
www.wikipedia..com
www.blogspot.com
Maggy Themawidjaja, Bioteknologi, Jakarta: Erlangga, 1990
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol,
asam
laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi
seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai
bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam otot
mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
ERA
BIOTEKNOLOGI MODEREN DAN PERANANNYA DALAMKEHIDUPANI.PENDAHULUAN
Makhluk hidup memiliki tatanan stuktural dan fungsional yang sangatefisien dan
efektif da1am melangsungkan tugas-tugas untuk menunjang danmemapankan preses
hidup. Dalam skala kecil, sel sebagai unit stuktural danfungsional
terkecil kehidupan sudah mampu memperlihatkan ciri-ciri sebagaimakhluk hidup. Dalam skala besar
yaitu populasi, komunitas, dan bosfer. Masing-masing
individu makhluk hidup menunjukkan kemampuan mandiri salingtergantung
secara menguntungkan karena adanya perimbangan satu terhadap yanglain seperti yang telah diatur oleh alam. Dalam
hal ini makhluk hidup secarainheren
memiliki sifat -sifat self regulation (mengatur diri sendiri), self perugulation (berkembang biak sendiri), self
contained (memecahkan masalahsendiri ) dalam melangsungkan proses hidup
bersama.Organisme hidup dalam lingkungan yang selalu berubah, mereka mampumengimbangi perubahan lingkungan dengan
menggunakan strategi variabilitas(keragaman)
genetika. Charles Darwin menterjemahkan proses perimbangantersebut
sebagai perjuangan untuk hidup dan kelangsungan hidup makhluk yang paling
sesuai.Dalam pengembangan ilmu pengetahuan
pada tiga dasawarsa terakhir,landasan
kemampuan proses dan kelangsungan hidup dipahami melalui pendekatan hirarki Organisasi Materi, yang
menunjukan bahwa pada hirarki paling dasar terdapat lebih banyak kesamaan
antara jenis makhluk hidup danmakin
keatas menunjukkan lebih banyak keanekaragaman. Dengan pemahamanini didapat
peluang besar untuk memanfaatkan kesamaan guna mengembagkanrekayasa gen melalui
teknik rekomendasi DNA. Dengan teknik ini, DNA suatumakhluk hidup dapat
dipindahkan ke makhluk yang lain jenis, bahkan yang sangat jauh hubungan
kekerabatannya.Makhluk rekombinan kemudian
memiliki kemampuan baru dalammeiangsungkan
proses hidup daD bersaing dengan makhluk hidup lain. Teknik rekombinasi
DNA merupakan tulang punggung pengembangan bioteknologi baru.
Dengan dernikian bioteknologi adalah teknologi yang memanfaatkan
makhluk hidup (agen hayati) yang telah direkayasa untuk menghasilkan
barang dan jasamemenuhi kesejahteraan manusia. Pengembangan dan perkembangan bioteknologi
telah amat jauh dewasa ini, dan manusia sebagai pelaku penerapanilmu seakan
akan tidak mempunyai batas dalam memanfaatkan makhluk hidupuntuk memenuhi kebutuhannya.
II.
Penemuan DNA
Gen
terdapat dalam kromosom sebuah sel, setiap kromosom mengandungsebuah molekul DNA yang sangat panjang dengan
jutaan rantai basa yangmengkode banyak gen disepanjang rantainya.
Struktur kimia DNA seperti sebuahrangkaian
surat-surat yang berisi pesan-pesan genetika. Surat-surat itu hanyamemiliki empat huruf menurut abjad genetik
(Adenin/A, Guanin/G, Timin/T,Cytosin/C) yang disebut basa. DNA mudah
diekstrasi dari gel-gel, dan kemajuan biologi
molekuler sekarang memudahkan ilmuwan mengambil gen-gen individuDNA
suatu spesies yang menyusun konstruksi molekuler mereka. DNA tersebutdisebut DNA rekombinan yang dapat disimpan dalam
laboratorium. Gen-genyang diiisolasikan dengan metode demikian disebut
gen yang
diklon.
Pada pertengahan tahun 1940-an para peneliti menemukan bahwa gen bekerja
mengarahkan sintesa protein. Hasil pengarnatan ini menimbulkan pertanyaan
filosofis yang menarik :
Jika gen mengarahkan sintesa protein,bisakah
mereka itu
adalah protein itu sendiri
? Jadi
menjelang pertengahan tahun1940-an arab penelitian tentang bahan genetis mulai
beralih dari protein ke DNA.Lalu pada awal
tahun 1950-an Erwin Chargaff mencatat adanya beberapaketeraturan dalam komposisi dasar DNA pada
berbagai spesies makhluk. Inimenjadi pendorong bagi para ilmuwan untuk
merasakan betapa pentingnyamengamati stuktur bahan itu. Terutama
terungkap bahwa persentase adenin selalusama dengan timin, dan persentase
guanin selalu sama dengan cytosin. Meskipundemikian perbandingan persentase
guanin selalu sama dengan cytosin. Meskipundemikian
perbandingan pasangan adenin-timin dengan pasangan
guanin-cytosin bervariasi sekali antara berbagai spesies. Pengamatan
belakangan membantahhipotesa bahwa DNA terdiri dari unit berulang empat macam
nukleotida yang
monoton. Jika benar demikian lalu keempat basa adenin, Cytosin, guanin
dantimin
haruslah hadir dalam jum1ah yang sama. Berarti ini jelas tidak seperti yangditemukan oleh Chargaff. Peneliti ini memberi
pandangan bahwa struktur DNAmemiliki variasi yang dibutuhkan darinya
sebagai simpanan infolmasi genetis.Pada awal
1950-an juga, James D Watson dan Francis Crick yan bekerjasama pada
Medical Reserch Council's Laboratory of Molekul Biologi di Cambridge,Inggris,
berusaha untuk memecahkan struktur tiga dimensi molekul DNA denganmetode kristalogi sinar X. Pada percobaan ini
mula-mula mengalami kegagalanuntuk menetapkan struktur DNA sebelum dibantu oleh
foto pembiasan sinar Xyang dibuat oleh Rosalind Franklin di Maurice
Wilkin's Laboratory di Combridge.Dengan menggunakan informasi dati foro
pembiasan itu dan juga dari rumus yangditemukan
Chargaff, Watson dan Crick menyimpulkan bahwa molekul DNAterdiri dari dua
untaian nukleotida yang berpilin bersama membentuk ikatanranggkap ( double
helix) ( Gambar 1 ). Tiap untaian atau mata rantai adalahnukleoda, yang tulang punggungnya berupa
deoksiribosa dan fosfat yang berselang seling. Biasanya menjulur
dari tulang punggung itu.Tulang punggung dua untaian itu berada disebelah luar
double helix yangditeorikan Watson-Crick,
dan bahasanya berada disebelah dalam. Basa satuuntaian membentuk ikatan hidrogen yang lemah dengan basa untaian pasangannya dengan cara yang sangat khusus.
Sesuai dengan rumus Chargaff,adenin
selalu berikatan dengan timin (A-T), sedang cytosin selalu berikatandengan guanin (C-G). Rancang bangun molekuler DNA
yang berpilin rangkapmenjadi tempat untuk memelihara kelangsungan informasi
genetis serta mampumewariskannya kepada generasi berikutnya. Molekul besar
menyimpan banyak infonnasi dalam urutan nukleotidanya.Selain itu urutan nukleotida dati satu untaian
menentukan urutannukleotida pasangannya.
III. Era
Bioteknologi
Peranan mikrobiologi akan memberi warna, wawasan dan
cakrawala barnubagi kehidupan bioteknologi modem. Bahan baku biomassa yang
adamerupakan
"renwable frontier" dapat diolah oleh bioteknologi tradisional maupun
modem sehingga menjadi produk baru yang sangat berharga.
Produk-produk bioteknologi sangat erat dengan perkembangan bioteknologi pada
jamannya.Adapun era
biteknologi tersebut adalah:
1. Era Pra Pasteur ( sebelum 1865 )
Perbaikan teknik fermentasi oleh mikroorganisme misalnya minuman beralkohol.
2. Era Pasteur (1865-1940)
Pengembangan industri fermentasi pembuatan etanol, butanol dan asamorganik, perlakuan air buangan.
3. Era
Antibiotika ( 1940-1960)
Pembuatan penisilin yang mulai digunakan pada saat pendaratan tentaraAmerika di
Normandi selama perang dunia II, vaksin virus, teknologikultur sel hewan.
4. Era
Pasca Antibiotika ( 1960-1975 )
Asam -asam amino elusidasi s1ruktur DNA, protein sel tunggal, enzimuntuk deterjen, gasohol, biogas,
teknologi rekombinan DNA.
5. Era
biteknologi modem ( 1975- sekarang )
Rekayasa genetika, zat antibodi monokronal, hormon insulin, hormon pertumbuhan ikan tuna.Dengan munculnya teknologi DNA rekombinan dan
teknik-teknik pembantu
seperti penyusunan DNA, maka kita sekarang dapat memeriksa padatingkatan molekuler rangkaian-rangkaian genetika
yang terlibat dalam pengendalian
ekspresi gen. Cara pendekatan klasik dalam genetika adalah pembuatan mutasi in vivo secara acak pada
seluruh genom, lalu mengisolasikanmereka dengan memperlihatkan fenitif–fenotif
khusus. Kemudian muatan inidianalisi untuk menentukan gen mana yang telah
berubah. Suatu metode yanghampir terbentuk sesungguhnya adalah
"metode genetika berubah". Suatu metodeyang hampir terbentuk sesunggunya adalah "metode genetika mundur
(reversegenetics)" yaitu untuk membuat mutasimutasi spesifik dalam
suatu sigmen DNAin vitro, dan menganalisa pengaruh dari perubahan-perubahan ini
pada organismein vivo setelah mengintroduksi kembali gen muatannya.
Berekspresinya dengan gen yang dipindahkan kedalam gel atau jaringanyang
sesuai adalah semacam prasarat untuk berbagai bentuk penerapan teknik DNA
rekombinan dalam bioteknologi. Terutama berlaku sebagai usaha untuk mengobati penyakit genetis manusia
dengan pengobatan gen dan juga untuk usahayang
bertujuan untuk meningkatkan mutu tanaman panen. Selama 15 tahun belakangan
ini para pakar genetika mempelajari bagaimana mengeluarkan sebuahgen tunggal dari suatu species yang lain. Inilah
yang disebut rekayasa genetikayang merupakan pelaksanaan dari
bioteknologi modem.Organisme –organisme
hasil rekayasa genetika yang pertama adalah bakteri berselkembar yang telah disisipi gen-gen manusia yang
dapat menghasilkan produkproduk
benilai. Tumbuh-tumbuhan dan hewan -hewan hasil rekayasagenetika segera menyusul bakteri tersebut dan
membuka pintu seluruh bidang pertanian lebar-lebar bagi penerapan
bioteknologi modem.
IV. Teknik
Rekayasa Genetika
Banyak percobaan membuktikan bahwa dengan rekayasa genetikafrakmen DNA
manapun dapat disambungkan atau disisipkan ke genom specieslain, bahwa
species yang jauh hubungan kekerabatannya. Rakayasa genetikamerupakan teknik yang paling mutakhir
dalam bioteknologi. Rekayasa Genetikaatau
teknik DNA rekombinan dapat didefenisikan sebagai :
"Pembetukanrekombinan
baru dari
material
yang dapat diturunkan dengan cara penyisipan DNA
dari luar kedalam suatu
wahana (vektor), sehingga memungkinkan penggabungan dan kelanjutan
berkembang dalam host yang baru."
Proses ini juga
dikenal sebagai " Gen Kloning "atau klon gen, sebab organisme yang
secaragenetik terbentuk adalah identik dan membawa seluruh potongan DNA yang
telahdisisipkan, disamping itu memperbanyak molekul yang baru dibentuk. Salah
satucontoh rekayasa genetikayang sudah
berhasil adalah penyisipan/pemindahanDNA pembuat insulin pada manusia
kedalarn plasmida bakteri Echerichia coli.Ada empat prinsip pengkloningan gen
yaitu :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar