Pages

Senin, 23 September 2013

PERAN SIKAP PROFESIONALISME DALAM ORGANISASI || PR GUSTU

Peran Sikap Profesionalisme dalam Organisasi


 

Dalam Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya. Dalam berorganisasi sikap profesionalisme sangat diperlukan karena dalam melakukukan suatu tugas kita dituntut memiliki sikap profesionalisme agar tugas yang kita kerjakan mendapat hasil yang maksimal.

Ciri-ciri profesionalisme:
Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.
Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
dalam berorganisasi etika profesionalisme juga sangat diperlukan , antara lain tampilkan rasa percaya diri kamu , yakinlah terhadap kemampuan diri kamu bahwa kamu bisa jangan minder dan usahakan selalu  rendah diri , yakinlah setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan , jadi kita tidak boleh brsombong diri atau merndahkan orang lain , usahakan mampu berkomunikasi dengan diri sendiri yang paling terpenting adalah menjaga kedisiplinan kita seperti datang tepat waktu pada saat ada pengumpulan anggota organisasi , tidak meninggalkan tugas yang telah diberikan oleh ketua karena itu  bukanlah sikap profesional selain itu menggunakan waktu dengan sebaik mungkin sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, etika salam juga  salah satu orang yang memilliki jiwa profesionalisme , contohnya pada saat bertemu teman kita hendaknya memberikan 3s yaitu senyum, salam, sapa . itu akan membuat kita akan dipandang sebagai orang yang mempunyai jiwa profesional dan ramah .
Mampu mengendalikan emosi diri juga harus dapat dilakukan untuk meningkatkan jiwa profesionalisme , selain itu menjaga persaan orang lain agar tidak tersinggung oleh perkataan ataupun perbuatan kita sangat perlu dilakukan toleransi dan rasa ingin membantu harus  tanamkan jiwa saling membantu sesama teman  dan usahakan selalu melaksanakan diskusi yang sehat dalam setiap pengambilan keputusan , jangan pernah merendahkan jabatan teman dalam organisasi karena itu akan menyebabkan konflik internal di dalam organisasi , jika ada teman yang salah dalam mengerjakan sesuatu erikan teguran yang tidak menyinggung perasaan teman kita , sebagai anggota organisasi semua anggota harus dapat menanamkan tanggung jawab yang tinggi dalam organisasi tesebut, dan kita harus bersikap loyal kepada organisasi yang kita ikuti itu , Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang profesional memiliki suatu prinsip hidup, bahwa apa yang dikerjakannya bukan suatu beban, tetapi merupakan panggilan hidup untuk berkarya dan memberikan manfaat bagi orang lain. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh. Loyalitas ini akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya, tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas, ia akan selalu berpikir proaktif, yaitu  selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi. Mampu bekerja keras
Seorang profesional akan secara sadar sanggup untuk bekerjaa keras dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena ituia harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak tanpa pandang bulu. Ia akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Ia tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah darinya. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, dimana pun, dan kapan pun. Integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi seorang yang profesional. Dengan integritas ini seorang profesional akan mempunyai kesadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani dan suara hati harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang profesional tak cukup hanya cerdas dan pintar secara intelektual, tapi juga sisi mental dan emosional. Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga profesionalitasnya. Artinya, ia tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Ia tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang yang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa bagi dirinya, lebih baik mengorbankan harta, pangkat dan jabatan  asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang. Untuk membentuk komitmen yang tinggi dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpaadanya konsistensi atau keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.