Pages

Rabu, 24 April 2013

CONTOH KARYA ILMIAH || PR GUSTU



 

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang Masalah
                     Pelaksanaan tahap – tahap pembangunan di negara kita dititik beratkan pada sektor pertanian yang menunjang pembangunan ekonomi, sehingga tercipta perekonomian yang seimbang dan maju.
                     Untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang perlu ditunjang dengan kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh. Dari kenyataan tersebut di atas jelaslah bahwa dalam menuju perekonomian yang seimbang dan maju, sektor pertanian, memegang peranan yang sangat penting, termasuk pertanian di sawah.
                     Pertanian sawah merupakan  pertanian lahan basah, salah satu area penting untuk menghasilkan dan mengembangkan tanaman padi. Padi merupakan sumber makanan pokok yang mengandung karbohidrat. Keperluan makanan pokok tersebut dewasa ini semakin bertambah banyak seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para petani khususnya petani sawah haruslah dapat meningkatkan produksi padinya dengan berbagai cara. Salah satu cara tersebut adalah memilih bibit yang baik.                                    
1
 
                     Ketika memilih bibit padi berupa gabah untuk disemaikan, tidak jarang para petani memperoleh daya perkecambahan biji padi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, yaitu biji padi itu banyak yang tidak tumbuh, akhirnya pada saat penanaman dilaksanakan, petani menjadi kekurangan bibit, tentu akan mempengaruhi jumlah produksi secara keseluruhan. Mengingat masalah yang dialami petani yaitu masalah kekurangan bibit tersebut akan sangat merugikan petani, yaitu petani tidak dapat melaksanakan penanaman sesuai dengan rencana. Masalah yang lain adalah masalah kelebihan bibit, ini terjadi karena petani tidak yakin bibit yang mereka semaikan akan tumbuh semuannya, sehingga untuk menghindari kekurangan bibit mereka menanam / menyemai bibit dalam jumlah yang berlebihan. Hal inipun akan merugikan petani sebab merupakan suatu pemborosan. 
                     Banyak faktor yang dapat mempengaruhi daya perkecambahan bibit padi. Pada tulisan ini, penulis mencoba mengadakan penelitian tentang “Perbedaan Daya Perkecambahan Biji Bagian Ujung, Tengah, dan Pangkal Bulir pada Tanaman Padi ( Oryza sativa ).

1.2.    Perumusan Masalah
                     Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut  :
          1     Apakah ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir ?
          2.    Biji padi pada bulir bagian manakah mempunyai daya perkecambahan paling tinggi  ?
          3.    Biji padi pada bulir bagian manakah baik digunakan untuk bibit dalam pertanian  ?

1.3.    Tujuan Umum
                     Tujuan penelitian ini secara umum adalah :
          1.    Mengikuti Lomba Penelitian Ilmiah Remaja. 
          2.    Untuk membantu para petani agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatannya.
          3.    Bagi penulis melatih diri menulis karya ilmiah untuk memecahkan masalah.

1.4.    Manfaat Penelitian
                     Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut  :
          1.    Bagi para petani, hasil penelitian ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan untuk memecahkan masalah pertanian khususnnya masalah kekurangan ataupun kelebihan bibit padi, sehingga efisiensi dan produktivitas pertanian, utamannya untuk tanaman padi dapat ditingkatkan.
          2.    Bagi para siswa, dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan terutama dalam bidang pertanian, disamping itu dapat pula dijadikan sebagai pemacu dalam berkreativitas melakukan penelitian – penelitian dalam memecahkan berbagai permasalahan, tidak saja dalam bidang pertanian, juga dalam bidang – bidang lainnya.

1.5.    Penjelasan Istilah
                     Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan istilah – istilah penting yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yaitu “Perbedaan Daya Perkecambahan Biji Bagian Ujung, Tengah, dan Pangkal Bulir pada Tanaman Padi (Oryza sativa)“, maka dipandang perlu untuk memberikan beberapa penjelasan sebagai berikut  :
          1.5.1.   Perbedaan
                     Perbedaan berasal dari kata dasar beda, yang artinya sesuatu yang menjadikan berlainan ( tidak sama ) antara dua benda ( hal dan sebagainya ). ( Poerwadarminta, 1999 : 104 ).
                     Dalam Penelitian ini yang dimaksud dengan perbedaan adalah tidak samanya letak biji padi pada bulir yaitu di bagian ujung, tengah, dan pangkal, yang menyebabkan tidak samanya prosentase perkecambahannya.
          1.5.2.   Daya Perkecambahan
                     Maksudnya adalah kemampuan untuk berkecambah atau prosentase yang dapat berkecambah. Kecambah merupakan permulaan kembali pertumbuhan embrio di dalam  biji. ( John  W. Kimball, 1999 : 352 ).
                     Dalam penelitian ini daya perkecambahan diukur dengan menghitung jumlah biji yang tumbuh, kemudian dicari prosentasenya dari seluruh biji yang disemaikan.


          1.5.3.   Biji
                     Biji merupakan satuan perkembangbiakan yang dibentuk dalam buah sebagai mendewasaan bakal biji yang dibuahi, biasanya mengandung lembaga, persediaan makanan, dan selaput pelindung ( Rifai, 1989 : 13 ).
                     Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan biji adalah buah padi yang lazim disebut gabah, tetapi untuk memudahkan pengelompokkan digunakan biji padi yang masih menempel pada bulirnya, setelah dikelompokkan barulah dijadikan gabah sebagaimana biasanya.
          1.5.4.   Bulir
                     Adalah sumbu karangan bunga yang tidak bercabang dengan bunga tersebar yang duduk. Bunga berkembang biasanya dari pangkal ke ujung ( Steenis, 1978 : 34 ).
                     Dalam penelitian ini yang dimaksud bulir adalah sumbu karangan bunga padi yang berkembang menjadi biji yang duduk. Bunga berkembang menjadi biji kemasakannya berbeda bagian pangkal bulir paling muda, dan bagian ujung bulir paling tua.
          1.5.5.   Tanaman Padi
                     Tanaman padi mempunyai nama ilmiah Oryza sativa ( lihat Bab  II ).
                     Dalam penelitian ini digunakan varitas padi IR 64.




 
BAB  II


 

 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

          Dalam bab II ini akan diuraikan tentang : Tinjauan Singkat Tentang Tanaman Padi dan Aspek – Aspek Perkecambahan.

2.1.    Tinjauan Singkat tentang Tanaman Padi
          2.1.1.   Kedudukan Padi Dalam Klasifikasi
                                  Sistematika tanaman padi menurut  buku paket Biologi 1,    halaman 16           

                     Dunia                       :      Tumbuhan

                     Divisio                      :      Spermatophyta

                     Sub – Divisio           :      Angiospermae

                     Kelas                        :      Monocotylae
                     Bangsa                     :      Poales ( glumiflorae )
                     Suku                         :      Poaceae
                     Marga                       :      Oryza

                     Species                     :      Oryza sativa

          2.1.2.   Habitat dan Ciri
                     2.1.2.1.  Habitat.
                                    Padi dapat tumbuh baik, di daerah yang tingginya kurang dari 800 meter dari permukaan laut, menghendaki tanah yang subur dan berair, bagi daerah yang airnya kurang padi hanya bisa diusahakan pada musim hujan.
                     2.1.2.2.  Ciri – Ciri.
5
 
                                    Bentuknya merupakan rumput – rumputan dengan tinggi kurang lebih 50 – 60 cm, bahkan jenis tertentu bisa mencapai tinggi 1 meter. Tulang daunnya sejajar dengan panjang sekitar  30 cm dengan lebar kira – kira 2 cm. Pada waktu muda daunnya berwarna hijau, tapi jika sudah tua akan berwarna kuning. Buah  padi berbentuk bulat lonjong pada bagian permukaan buah terdapat duri – duri kecil, buah dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian kulit luar            ( sekam ), kulit ari dan isi ( beras ). Akarnya merupakan akar serabut dan termasuk tumbuhan monokotil. Pada umumnya tanaman padi diperbanyak melalui bijinya.
          2.1.3.   Pertumbuhan Tanaman Padi
                                    Dalam proses pertumbuhan padi terdapat tiga stadia umum yaitu : stadia vegetatif, stadia reproduktif  dan stadia pembentukan biji. Stadia vegetatif yaitu dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Stadia reproduktif yaitu dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Stadia pembentukan biji yaitu dari pembungaan sampai pemasakan biji.
                                    Dari ketiga stadia diatas, jika dirinci lagi maka akan diperoleh sembilan stadia, tidak termasuk stadia 0 ( nol ) yang merupakan awal perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Kesembilan stadia itu mempunyai ciri – ciri dan nama tersendiri yaitu sebagai berikut :
                     1.    Stadia 1 ( stadia bibit ). Stadia ini lepas dari terbentuknya daun pertama sampai terbentuk anakan pertama, yang lamanya sekitar 3 minggu ( sampai padi berumur 24 hari ).
                     2.    Stadia 2 ( stadia anakan ). Ketika jumlah anakan semakin bertambah, sampai batas maksimum lamanya sekitar 2 minggu  ( saat padi berumur 40 hari ).
                     3.    Stadia 3 ( satdia perpanjangan batang ). Lama stadia ini sekitar 10 hari yaitu sampai terbentuknya bulir ( saat padi berumur     52 hari ).
                     4.    Stadia 4 ( stadia saat mulai terbentuknya bulir ). Lama stadia ini sekitar 10 hari ( sampai padi berumur 62 hari ).
                     5.    Stadia 5 ( perkembangan bulir ). Lamanya sekitar 2 minggu, dimana padi telah berumur 72 hari. Bulir tumbuh semakin sempurna sampai terbentuk biji.
                     6.    Stadia 6 ( pembungaan ). Lama stadia ini 10 hari yaitu saat mulai muncul bunga polinasi dan fertilisasi.
                     7.    Stadia 7 ( stadia biji berisi cairan menyerupai susu ). Dalam stadia ini, bulir kelihatan berwarna hijau, yang lamanya sekitar    2 minggu  yaitu padi berumur 94 hari.
                     8.    Stadia 8  yaitu ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh tanaman padi kelihatan kekuning – kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu saat tanaman berumur 102 hari.
                     9.    Stadia 9 ( stadia pemasakan biji ). Dimana biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai merunduk. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, sampai padi berumur 116 hari.

2.2.    Aspek – Aspek Perkecambahan
                     Aspek perkecambahan meliputi : Aspek Morfologi dan Aspek Fisiologi. ( Loveless, 1999 : 168 ).
          2.2.1.   Aspek Morfologi
                                    Sebutir biji matang terbungkus oleh lapisan pelindung, yaitu testa yang pada permukaannya dijumpai satu lubang kecil, mikropil dan satu lampang ( scar ), hilum yang menandai tempat menempelnya biji pada plasenta di dinding buah. Di dalam testa terdapat satu tumbuhan embrio dan cadangan makanan yang tersimpan baik diluar embrio sebagai endosperma maupun didalam embrio sendiri pada keping biji.
                                    Pada kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang hidup akan berkecambah dan menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar pertama dari perkecambahan adalah pecahnya testa di daerah mikropil dan dari situ muncul radikula ( akar muda ) yang kemudian menancap ke tanah dan tancapan menjadi kuat dengan munculnya rambut akar. Pada waktu yang bersamaan ketika radikula timbul, mulailah pertumbuhan aktif pada bagian embrio lainnya. Apabila bagian yang aktif telah tumbuh maka plumula         ( calon pucuk ) dan kotiledon ( 2 daun biji ) yang masih terbungkus testa akan terangkat ke atas permukaan tanah dan kotiledon itu akan segera mengembang sebagai struktur daun pertama. Biasanya kotiledon itu berubah menjadi hijau dan berfungsi sebagai daun yang berfotosintesis. Perhatikan gambar 1 berikut ini
 
Gambar 1 : Perkecambahan Biji. ( Loveless, 1999 : 169 ).
 
 










          2.2.2.   Aspek Fisiologi
                                    Yang pertama diperlukan untuk memulai tumbuh bagi kebanyakan biji adalah tersedianya air. Biji menyerap air dengan cara imbibisi dan akibatnya bagian isi koloid yang kering akan memperoleh air kembali. Imbibisi diikuti oleh membengkaknya biji dan terjadi tanpa memandang apakah biji itu masih hidup atau tidak. Dengan adanya metabolisme yang aktif, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kecepatan respirasi dan sintesis protein, yang kedua – duanya berkaitan dengan hidrasi enzim – enzim yang ada.
                                    Jika tumbuhan embrio yang berada di dalam biji melanjutkan pertumbuhannya, embrio ini perlu membentuk suatu sistem perakaran, penyerap dan sistem pucuk untuk fotosintesis, sehingga embrio itu dapat berdiri sendiri. Dalam tahap yang sangat awal, sebelum tanda – tanda perkecambahan jelas terlihat, embrio memiliki bahan yang cukup dalam tubuhnya untuk  memenuhi keperluannya. Walaupun di dalam embrio telah berisi sukrosa, protein cadangan dan lipid, tidak lama kemudian embrio akan bergantung kepada makanan cadangan dalam daerah penyimpanan    ( kotiledon atau endosperma ) dari biji. Cadangan makanan yang tidak dapat larut harus diubah menjadi bahan yang dapat larut sebelum diangkut kebagian – bagian pertumbuhan dari kecambah yang masih sangat muda itu. Hal ini dilaksanakan dengan sintesis dan tindakan selanjutnya dari enzim – enzim hidrolisis seperti amilase yang mengubah pati menjadi gula, protease yang merombak protein menjadi asam amino, nuklease yang menghidrolisis asam nukleat menjadi nukleotida dan lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Aktivitas hidrolase yang demikian mengarah keperombakan yang cepat dari bahan cadangan makanan yang tidak larut.
                                    Padi termasuk benih kering yaitu benih yang lazim digunakan oleh pembiakan tanaman secara generatif, yang biasanya dari biji atau dari buah kering yang berkadar air sekitar 7% – 16 %. Kadar air pada biji tergantung pada tingkat kemasakan biji. Biji padi pada bulir kemasakannya berbeda, karena kemunculannya yang berbeda, demikian juga kadar airnya. Kadar air pada biji akan mempengaruhi penyerapan air secara imbibisi. Berarti secara fisiologi dan morfologi ada perbedaan antara biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir.

2.3.    Hipotesis
                     Berdasarkan landasan teori di atas kami mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir“.


BAB  III

 

 
METODE PENELITIAN

3.1.    Tujuan Khusus
                     Dalam penelitian ilmiah yang kami lakukan ini, kami mempunyai tujuan khusus  :
          1.    Untuk mengetahui perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir.
          2.    Untuk mengetahui bagian bulir padi yang bijinya mempunyai daya perkecambahan paling tinggi.
          3.    Untuk mengetahui biji padi pada bulir, yang baik untuk dijadikan bibit.

3.2.    Tempat dan Waktu Penelitian
                     Penelitian ilmiah ini kami lakukan sejak tanggal 17 Juni 2005 sampai dengan 4 Juli 2005 yang mengambil lokasi sebagain di Lab Biologi SMA Negeri 1 Mendoyo dan di rumah penulis.

3.3.    Metode Penelitian
                     Berhasil tidaknya penyusunan laporan ini sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam memperoleh informasi / data yang dibutuhkan dalam penelitian
          3.3.1.   Jenis Penelitian
                                 Penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk meneliti kemungkinan adanya perbedaan daya perkecambahan biji padi pada bulir bagian ujung, tengah dan pangkal.
          3.3.2.   Populasi Penelitian
10
 
                                 Populasi yang kami gunakan dalam penelitian adalah biji padi sebanyak 20 tangkai yang dipetik secara acak dari seluruh tanaman padi yang ada dalam satu petak sawah seluas 50 are, umur padi sekitar 3 bulan. Padi ini merupakan varitas IR 64 dan biji padi dalam tiap tangkai kami kelompokkan menjadi 3 bagian  yaitu  :

                     Kelompok  I        :      Merupakan kumpulan 1/3 biji bagian ujung.

                     Kelompok  II       :      Merupakan kumpulan 1/3 biji bagian tengah.
                     Kelompok  III     :      Merupakan kumpulan 1/3 biji bagian pangkal.
                    
                                 Seperti yang terlihat pada gambar  2,  padi  yang  digunakan untuk percobaan  kelompok I, II dan III dipilih secara acak.
     
Kelompok  III
(Pangkal)
 
 






            Gambar  2  :  Pembagian Biji Padi Pada Bulirnya

          3.3.3.   Sampel penelitian
                                 Sampel penelitian ini adalah sebanyak 300 biji, masing – masing 100 biji dari kelompok I, 100 biji kelompok II dan 100 biji dari kelompok III. Pengambilan sampel dengan cara acak.
          3.3.4.   Teknik Pengumpulan Data
                                 Dalam bahasan ini diuraikan tentang : identifikasi variabel, alat dan bahan yang digunakan,  teknik pengukuran, dan proses pengumpulan data.
                     3.3.4.1.  Identifikasi Variabel 
                                    Variabel dalam penelitian ini adalah  :
                                    1.    Variabel bebas, yaitu variabel yang secara sengaja diubah-ubah. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah tempat biji padi pada bulir 1/3 bagian ujung bulir, 1/3 bagian tengah bulir, dan 1/3 di bagian pangkal bulir.
                                    2.    Variabel terikat yaitu variabel yang berubah-ubah sebagai akibat dari variable bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah   daya perkecambahan biji.
                                    3.    Variabel control yaitu yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh. Sebagai variabel control adalah suhu waktu penelitian yang diusahakan sama, percobaan yang dilakukan pada tempat yang sama, tanah yang dipakai sama.
                     3.3.4.2.  Alat dan Bahan Yang Digunakan
                                    Alat dan bahan yang digunakan meliputi :
                                    1.    Tanah
                                           Tanah / media tanaman, kami memakai tanah sawah yang kondisinya telah kami buat sedemikian rupa sehingga sama seperti tanah / media tanam pada pembibitan yang sebenarnya, karena tanah diambil dari tempat yang sama untuk masing – masing kelompok.
                                    2.    Tempat Media Tanam
                                           Tempat media tanam ini digunakan gelas plastik yang berukuran diameter atas 7 cm, diameter bagian bawah 5 cm sedangkan tinggi gelas 9 cm, sebanyak 30 buah, gelas plastik ini dilubangi di bagian bawahnya.
                                    3.    Biji Padi
                                           Digunakan sebagai bibit yang terdiri dari 3 kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 100 butir biji padi. Pengambilan biji padi ini dilakukan secara acak.
                                    4.    Air
                                           Air ini digunakan untuk melakukan penyiraman sehingga tanah tetap basah dan berair.
                                    5.    Penutup
                                           Penutup ini diletakkan pada bagian atas pesemaian yang berfungsi untuk menjaga kelembaban dan menjaga dari gangguan binatang, sebagai penutup digunakan daun alang – alang.
                     3.3.4.3.  Teknik Pengukuran
                                    Pengukuran kami lakukan dengan menghitung jumlah bibit yang berhasil tumbuh dan yang tak berhasil tumbuh pada tiap – tiap bak plastik masing – masing kelompok. Sampai hari ke 10 sejak pesemaian dilakukan.
                     3.3.4.4.  Proses Pengumpulan Data
                                    Proses pengumpulan data meliputi :
                                    1.    Penyiapan Bibit
                                           Biji padi digunakan sebagai bibit adalah biji padi yang telah kami kelompokkan terlebih dahulu menjadi 3 kelompok seperti yang dibahas dalam teknik pengambilan sampel yaitu 
                                           Kelompok I       :    Merupakan kumpulan biji bagian ujung dibagi menjadi 10 sub kelompok dan tiap – tiap sub kelompok terdiri dari 10 butir biji padi.
                                           Kelompok II     :    Merupakan kumpulan biji bagian tengah dibagi menjadi 10 sub kelompok dan tiap – tiap sub kelompok terdiri dari 10 butir biji padi.
                                           Kelompok  III   :    Merupakan kumpulan biji bagian pangkal dan kelompok ini juga dibagi menjadi 10 sub kelompok, tiap – tiap sub kelompok terdiri dari 10 butir biji padi.
                                           Biji – biji padi yang telah dikelompokkan tersebut dijemur sampai kering, setelah kering biji direndam selama 1 hari 1  malam ( 24 jam ) dan setelah itu biji padi ditiriskan dan barulah siap untuk ditabur.
                                    2.    Percobaan Dilakukan
                                           Serangkaian percobaan dilakukan sebagai berikut  :
                                           Biji padi yang telah ditiriskan, ditaburkan pada 30 buah gelas plastik yang telah diisi tanah sawah dalam jumlah yang sama.
                                           Untuk lebih jelasnya perinciannya sebagai berikut  :
                                           -    10 gelas plastik kelompok I diberi label I.1, I.2,        I.3, …I.10. ( Sebagai sub kelompok I ) ditaburi dengan biji padi bagian ujung dimana di setiap gelas plastik ditaburkan bibit padi sebanyak 10 butir, sehingga kelompok I berjumlah 100 biji.
                                           -    10 gelas plastik Kelompok II diberi label II.1, II.2,       II.3, …II.10. ( Sebagai sub kelompok II ) ditaburi dengan biji padi bagian tengah dimana disetiap gelas plastik ditaburkan bibit padi sebanyak 10 butir, sehingga kelompok II berjumlah 100 biji.
                                           -    10 gelas plastik Kelompok III diberi label III.1, III.2,  III.3, …III.10. ( Sebagai sub kelompok III ) ditaburi dengan biji padi bagian pangkal dan pada masing – masing  gelas plastik ditaburkan bibit padi sebanyak      10 butir, sehingga kelompok III juga berjumlah        100 biji.
                                           Dari ketiga kelompok tersebut, penempatannya diacak, dengan maksud masing-masing kelompok mendapatkan kondisi atau faktor luar yang relatif sama.
                                           Untuk menghindarkan kesalahan, masing – masing gelas plastik diisi label. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 sebagai berikut :
 






          Gambar 3 : Cara Penempatan Gelas Plastik Pesemaian dalam Percobaan

                                    Setelah bibit – bibit tersebut ditempatkan sedemikian rupa, maka langkah berikutnya adalah membuat kondisi media tanam / tanah agar menyerupai kondisi yang sebenarnya        ( seperti yang dibuat oleh petani pada umumnya ) yaitu dengan cara melakukan penyiraman secara rutin. Langkah terakhir adalah melakukan penutupan terhadap persemaian tersebut dengan alang – alang untuk menjaga kelembabannya.
                                    Keseluruhan kelompok persemaian diperlakukan dengan cara yang sama yaitu penyiraman dilakukan setiap hari sebanyak   2 kali yaitu pagi hari sekitar pukul 06.00 wita dan sore hari sekitar pukul 17.00 wita, perlakuan seperti ini dilakukan secara   berulang – ulang sampai bibit padi pada gelas, jelas kelihatan antara yang berhasil tumbuh dengan yang tak berhasil tumbuh. Data tersebut dicatat dengan menggunakan tabel pengumpulan data, sesuai kelompok masing – masing. 
                                    Tabel pengumpulan data sebagai contoh untuk kelompok I formatnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut  :






Hari

Ke -

Jumlah Bibit Yang Berhasil Tumbuh Pada Sub Kelompok
Jml

Ket

I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
I.6
I.7
I.8
I.9
I.10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10












Jml













 

            Tabel 1 : Format Tabel Pengumpulan Data


BAB  IV

 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.    Deskripsi Hasil Penelitian
                     Pengumpulan data dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2, 3 dan 4 berikut ini.
Hari
Ke -
Jumlah Bibit Yang Berhasil Tumbuh Pada Sub Kelompok
Jml
Ket
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
I.6
I.7
I.8
I.9
I.10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
-
-
-
3
4
2
-
1
-
-
-
-
-
4
2
4
-
-
-
-
-
-
-
3
3
1
3
-
-
-
-
-
-
4
4
-
1
-
-
-
-
-
-
2
5
3
-
-
-
-
-
-
-
4
4
1
1
-
-
-
-
-
-
3
2
5
-
-
-
-
-
-
-
2
5
1
2
-
-
-
-
-
-
5
3
2
-
-
-
-
-
-
-
4
3
3
-
-
-
-
-
-
-
34
35
22
7
1
-

Jml
10
10
10
9
10
10
10
10
10
10
99

            Tabel 2  :       Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
                                 pada Kelompok I Sampai Hari ke 10


Hari

Ke -
Jumlah Bibit Yang Berhasil Tumbuh Pada Sub Kelompok
Jml
Ket
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
II.6
II.7
II.8
II.9
II.10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
2
3
4
-
1
-
-
-
-
-
4
2
2
1
-
-
-
-
-
1
1
4
2
-
-
-
-
-
-
-
2
5
1
1
-
-
-
-
-
-
3
1
5
-
-
-
-
-
-
-
4
2
3
1
-
-
-
-
-
-
5
2
3
-
-
-
-
-
-
-
3
4
2
-
-
-
-
-
-
-
3
5
2
-
-
-
-
-
-
-
3
4
1
-
-
-
-
-
-
1
30
32
25
3
1
-
-
-
-

Jml
10
9
8
9
9
10
10
9
10
8
92


            Tabel 3  :       Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh

                                 pada Kelompok II Sampai Hari ke 10
17
 

 


Hari

Ke -

Jumlah Bibit Yang Berhasil Tumbuh Pada Sub Kelompok
Jml
Ket
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
III.6
III.7
III.8
III.9
III.10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
-
2
3
-
-
-
-
-
-
-
1
3
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
2
4
1
-
-
-
-
-
-
-
-
3
2
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
3
-
-
-
-
-
-
1
3
1
1
-
-
-
-
-
-
-
1
3
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
1
-
-
-
-
-
-
4
21
17
5
1
-
-
-
-

Jml
5
5
3
3
7
6
4
6
4
5
48

            Tabel 4  :       Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
                                 pada Kelompok III Sampai Hari ke 10

4.2.    Pembahasan
                     Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa bibit yang berhasil tumbuh pada masing – masing sub kelompok. Jumlah keseluruhan bibit padi yang berhasil tumbuh pada kelompok I adalah sebanyak 99 bibit padi yaitu bibit mulai tumbuh pada hari ke 5, dan pada hari ke 10 bibit padi tidak ada yang tumbuh lagi.
                     Dari data tabel 2 tersebut maka dapat ditentukan daya perkecambahan dan tingkat kegagalan yaitu sebagai berikut  :

                                                          99
          Daya Perkecambahan   =                      x  100 %
                                                          100
                                               =       99 %
                                              
                                                      100 – 99
          Tingkat Kegagalan        =                        x  100 %
                                                          100

                                                            1
                                                =                         x  100 %
                                                          100
                                                =       1 %

                     Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan bibit padi yang dapat tumbuh pada kelompok II adalah sebanyak 92 buah bibit. Bibit tersebut mulai tumbuh pada hari ke 1, dan pada hari ke 10 tidak ada lagi bibit pada tiap – tiap sub kelompok yang tumbuh.
                     Berdasarkan data pada tabel 3 maka daya perkecambahan dan tingkat kegagalan adalah sebagai berikut :
                                                         92
          Daya Perkecambahan   =                      x  100 %
                                                        100
                                               =      92 %
                                              
                                                     100 – 92
          Tingkat Kegagalan       =                        x  100 %
                                                         100

                                                             8
                                               =                         x  100 %
                                                           100
                                              =       8 %

                     Pada tabel 4 dapat kita lihat bahwa jumlah keseluruhan bibit padi yang dapat tumbuh pada kelompok III adalah sebanyak 48 buah bibit dan ke 48 bibit tersebut mulai tumbuh pada hari ke 2 sampai hari ke 6. Dari data pada tabel 4 maka daya perkecambahan dan kegagalan adalah sebagai berikut  :
                                                        48
          Daya Perkecambahan  =                      x  100 %
                                                       100
                                              =       48 %
                                              
                                                   100 – 48
          Tingkat Kegagalan      =                        x  100 %
                                                      100

                                                        52
                                              =                         x  100 %
                                                       100
                                              =     52 %


                     Untuk dapat lebih mudah membandingkan antara kelompok I, II dan III dapat dibuat tabel 4 dan grafik 1 sebagai berikut  :
No. Kelompok
I
II
III
Ket
Jumlah biji
Jumlah biji yang tumbuh
Daya perkecambahan ( % )
Prosentase kegagalan ( % )
100
99
99
1
100
92
92
8
100
48
48
52

            Tabel  5  :  Perbandingan Prosentase Perkecambahan Biji Kelompok I, II
                             dan III

                     Jika yang tertera pada tabel 5 diatas dibuat dalam bentuk grafik maka dapat kita lihat seperti grafik 1 berikut ini  :
            ProsentaseBiji Padi
            yang tumbuh ( % )
 

99
 
         100
92
 
           75
48
 
            50
            25
 

                          I                II                     III                         Pembagian Bulir
                    
            Grafik 1: Perbandingan Daya Perkecambahan Biji Kelompok I, II, III

                     Dengan memperhatikan data tersebut diatas jelaslah bahwa ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir, yaitu bagian ujung daya perkecambahannya paling tinggi, kemudian bagian tengah, dan paling rendah di bagian pangkal.


4.3.    Pengujian Hipotesis
                     Dari tabel 2, 3, 4 dan 5, serta grafik 1, demikian pula pembahasan yang telah dilakukan, maka akan semakin memberikan keyakinan bahwa hipotesis tentang adanya perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah dan pangkal bulir adalah benar, bahwa daya perkecambahan yang tinggi adalah pada kelompok I dan kelompok II artinya bahwa daya perkecambahan biji yang baik adalah 2/3 bagian ujung bulir sedangkan 1/3 bagian pangkal daya perkecambahan bijinya sangat rendah, sehingga biji padi yang baik digunakan untuk bibit adalah biji padi yang terdapat pada bulir bagian tengah sampai ke bagian ujung.


BAB  V

 
PENUTUP

5.1.    Simpulan
                        Dari hasil penelitian yang dibahas dalam karya tulis ini  dapat disimpulkan sebagai berikut  :
          1.    Bahwa ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir.
          2.    Biji yang terdapat pada bulir bagian ujung daya perkecambahannya paling tinggi dibandingkan dengan biji padi yang terdapat pada bulir bagian pangkal tengah dan pangkal.
          3.    Biji padi yang baik digunakan untuk bibit adalah 2/3 bagian ujung             ( dalam  1 bulir ) karena biji tersebut tingkat kegagalannya hanya kurang lebih 9 %, sedangkan 1/3 bagian bawah tidak baik karena tingkat kegagalan mencapai 52 %.

5.2.    Saran Tindak
          1.    Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai berbagai permasalahan utamanya masalah pertanian, yang berhubungan dengan penelitian ini misalnya biji kelompok manakah mempunyai kecepatan pertumbuhan paling cepat, dan terlebih lagi tingkat produksinya.
          2.    Para Petani agar mampu memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memecahkan masalah pembibitan yang selama ini dihadapi, yaitu dengan memetik padi yang sudah betul – betul matang dan diambil biji padi 2/3 bagian yang terdapat diujung bulir, agar mendapat prosentase perkecambahan yang tinggi, dengan cara memotong terlebih dulu pada bulirnya sebelum menjadi gabah, sebanyak bibit yang diperlukan.
22
 

DAFTAR  PUSTAKA

 
 

Bagod Sudjadi M.Ed.,Drs. dan Dra.Siti Laila, M.Pd, (2004) Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Penerbit Yudistira.

Djamhur Winata sasmita, Sukarno, ( 1993 ) Biologi I . Jakarta : Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional ( 2000 ) Kumpulan naskah Pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tahun 2002. Jakarta : Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.

Kimball, John W, H. Siti Soetarmi Tjitosomo, Nawangsari Sugiri, ( 1999 )  Biologi Jilid 2. Edisi Kelima, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Loveless, A.R. ( 1999 ) Prinsip – Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jilid 2,  Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

Poerwadarminta, W.J.S. ( 1999 ). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Balai Pustaka.

Rifai, Mien Achmad. ( 1989 ). Kamus Biologi Anatomi, Morfologi, Taksonomi, Botani. Bogor : Penerbit Balai Pustaka.

Steenis, Van, Dr. C.G.G.J. (1978) Flora. Jakarta : Penerbit PT. Pradnya Paramita.

Sudarmo, Subiyakto. ( 1991 ). Pengendalian Serangan Hama Penyakit dan Gulma Padi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

23
 

KARYA ILMIAH INI DIBUAT UNTUK MENGIKUTI

 

 
LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA TAHUN 2005






Di terima
                               Hari              :      …………………………..
                               Tanggal         :      …………………………..



                        Pembimbing  I                                      Pembimbing II



                 ( Drs. I Ketut Ardana )                     ( Drs. I Nyoman Sudiarka )
                      NIP. 132055934                                   NIP. 131639391


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Mendoyo



( Drs. I Wayan Astawa )
NIP. 130876925
ii
 

KATA PENGANTAR
 

              Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan anugrah – Nya sehingga kami sebagai penulis telah diberikan kekuatan dan inspirasi dalam menyelesaikan tulisan ini yang berupa karya ilmiah.
              Karya ilmiah ini disusun untuk mengikuti Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tahun 2005. Manfaat dari lomba penelitian ilmiah remaja ini begitu besar, maka penulis mendukung pelaksanaannya, karena merupakan sarana pengembangan daya kreasi remaja, khususnya pelajar untuk mengembangkan daya cipta dan penemuan baru dalam bidang ilmiah sebagai hasil karya sendiri, yang dapat memberikan sumbangan pikiran dalam dunia ilmu pengetahuan.
              Sesuai maksud dan tujuan dari lomba karya ilmiah remaja ini maka penulis menyelidiki tentang “Perbedaan Daya Perkecambahan Biji bagian Ujung, Tengah, dan Pangkal Bulir pada Tanaman Padi (Oryza sativa)“.
              Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada  :
1.    Yang terhormat Bapak Kepala SMA Negeri 1 Mendoyo yang telah banyak memberikan dorongan
2.    Guru Pembimbing KIR SMA Negeri 1 Mendoyo yang telah mengarahkan dan membimbing kami sehingga tulisan ini dapat terlaksana.
3.    Teman – teman sekalian yang telah mendukung proses pembuatan karya ilmiah ini.
4.    Pihak – pihak lain yang tidak disebutkan satu - persatu telah banyak pula membantu dalam penulisan ini.
              Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita.


                                                                         Mendoyo, 25 Juli 2005
                                                                                      Penulis
iii
 

INTISARI

 
PERBEDAAN DAYA PERKECAMBAHAN BIJI
BAGIAN UJUNG, TENGAH, DAN PANGKAL BULIR
PADA TANAMAN PADI ( Oryza sativa )

I Komang Artina, NIS. 4926, ix, 23 halaman.

 
 

          Permasalahan yang dihadapi petani kita, salah satunya adalah masalah pembibitan yaitu sering bibit yang disemai petani prosentase perkecambahannya rendah, sehingga sangat merugikan bagi petani. Adanya masalah tersebut kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan daya perkecambahan biji bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir pada tanaman padi. Penulis merumuskan masalah yaitu : Apakah ada perbedaan daya perkecambagan biji bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir ? Biji pada bulir bagian manakah mempunyai daya perkecambahan paling tinggi  ? Biji padi pada bulir bagian manakah baik digunakan untuk bibit dalam pertanian  ? Penelitian ini bermanfaat bagi para petani dalam memecahkan masalah pembibitan yang dihadapi.
          Penelitian dilakukan  dengan membandingkan prosentase perkecambahan antara biji bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir. Data dari penelitian tersebut diperoleh bahwa untuk biji bagian ujung prosentase perkecambahannya adalah 99%, bagian tengah prosentase perkecambahannya 92% sedangkan pada bagian pangkal prosentase perkecambahannya 48%. Dari data tersebut  dianalisis dan dibahas sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yaitu ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah dan pangkal bulir. Biji yang terdapat di bagian ujung prosentase perkecambahannya paling tinggi dibandingkan dengan biji yang terdapat pada pangkal bulir, sehingga 2/3 bagian ujung bulir baik digunakan sebagai bibit. Kepada para petani disarankan agar membuat bibit dapat memanfaatkan hasil penelitian ini, yaitu dengan memetik biji padi 2/3 bagian ujung bulir.



iv
 


 
DAFTAR  ISI

 

Halaman

 
 

Halaman Judul.............................................................................................          i
Lembar Pengesahan.....................................................................................         ii
Kata Pengantar.............................................................................................         iii  
Intisari..........................................................................................................         iv
Daftar Isi......................................................................................................         v
Daftar Tabel.................................................................................................        vii
Daftar Gambar.............................................................................................        viii
Daftar Grafik...............................................................................................         ix
BAB  I       PENDAHULUAN
                   1.1.   Latar Belakang Masalah..................................................         1
                   1.2.   Perumusan Masalah.........................................................         2
                   1.3.   Tujuan Umum..................................................................         2
                   1.4.   Manfaat Penelitian...........................................................         2
                   1.5.   Penjelasan Istilah.............................................................         3
BAB  II      LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
                   2.1.   Tinjauan Singkat Tentang Tanaman Padi........................         5
                            2.1.1.   Kedudukan Padi Dalam Klasifikasi....................         5
                            2.1.2.   Habitat dan Ciri...................................................         5
                            2.1.3.   Pertumbuhan Tanaman Padi................................         6
                   2.2.   Aspek – Aspek Perkecambahan.......................................         7
                            2.2.1.   Aspek Morfologi..................................................         7
                            2.2.2.   Aspek Fisiologi....................................................         8
                   2.3.   Hipotesis..........................................................................         9
BAB III     METODE PENELITIAN
                   3.1.   Tujuan Khusus.................................................................        10
                   3.2.   Tempat dan Waktu Penelitian..........................................        10
                   3.3.   Metode Penelitian............................................................        10
                            3.3.1.   Jenis Penelitian.....................................................        10
v
 
                            3.3.2.   Populasi Penelitian...............................................        10

 
                            3.3.3.   Sampel Penelitian.................................................        11
                            3.3.4.   Teknik Pengumpulan data...................................        11
BAB IV     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                   4.1.   Deskripsi Hasil Penelitian................................................        17
                   4.2.   Pembahasan.....................................................................        18
                   4.3.   Pengujian Hipotesis.........................................................        21
BAB V       PENUTUP    
                   5.1.   Simpulan..........................................................................        22
                   5.2.   Saran Tindak....................................................................        22
Daftar Pustaka                                                                                                      23
Lampiran
                   01     Foto
                   02     Biodata Penulis
vi
 

DAFTAR  TABEL

Halaman

 
 

TABEL 1        :      Format Tabel Pengumpulan Data .................................        16  
TABEL  2       :      Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
                               Pada Kelompok I Sampai Hari ke 10............................        17  
TABEL  3       :      Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
                               Pada Kelompok II Sampai Hari ke 10..........................        17
TABEL  4       :      Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
                               Pada Kelompok III Sampai Hari ke 10.........................        18
TABEL 5        :      Perbandingan Prosentase Perkecambahan
                               Biji kelompok I, II, III..................................................        20



vii
 

DAFTAR  GAMBAR

Halaman

 
 

GAMBAR  1  :      Perkecambahan Biji.......................................................         8
GAMBAR 2   :      Pembagian Biji Padi Pada Bulirnya..............................        11
GAMBAR 3   :      Cara Penempatan Gelas Plastik Pesemaian Dalam
                               Percobaan......................................................................        15
viii
 

DAFTAR  GRAFIK

Halaman

 
 

GRAFIK 1     :      Perbandingan Daya Perkecambahan  Biji
                               Kelompok I, II, III........................................................        20

ix
 

Lampiran  02

 
 

DAFTAR ISIAN PESERTA


Karya Perorangan
Nama Lengkap                       :         I Komang Artina
NIS                                         :         4926
Tempat / Tanggal Lahir          :         Yehembang, 7 Oktober 1988
Jenis Kelamin                         :         laki-laki
Alamat Lengkap Sekolah       :         Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo
                                                         Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali
                                                         Kode Pos  82261, Telp ( 0365 ) 40262
Alamat Lengkap Rumah        :         Desa Yehembang Kauh,            Kecamatan                                          Mendoyo, Kabupaten Jembrana,
                                                         Propinsi Bali.
Status Sekarang                      :         Masih bersekolah
Pendidikan                             :         SMA Kelas II PSIA
Pekerjaan Sekarang                :         -
Kegemaran ( hobby )              :         Membaca, Komputer
Cita – Cita Pribadi                 :         Guru Biologi
Bidang ilmu yang digemari    :         Biologi, Kimia dan TIK
Nama Orang Tua                    :         I Ketut Dana
Pekerjaan Orang Tua              :         Tani



                                                                                 Mendoyo, 25 Juli 2005
                                                                                             Peserta,
                           



                                                                                      I Komang Artina




BIODATA  PESERTA
LKTI TINGKAT SMU SE – BALI 2002


 
Lampiran 01 :      Fot
                                        




                                                                      

                                                                Mendoyo, 6 Juli 2002





Foto 3 :         Keadaan Biji Padi yang Tumbuh Pada Kelompok I, II, III
                                              




























           






 
 















           














           










           

 
 

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar