Peran
Sikap Profesionalisme dalam Organisasi
Dalam Kamus
Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai makna; mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme
merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan
bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai
keahlian dalam bidangnya atau profesinya.Profesionalisme juga mengacu kepada
sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang
tinggi dan kode etik profesinya. Dalam berorganisasi sikap profesionalisme
sangat diperlukan karena dalam melakukukan suatu tugas kita dituntut memiliki
sikap profesionalisme agar tugas yang kita kerjakan mendapat hasil yang
maksimal.
Ciri-ciri
profesionalisme:
Punya
ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan
dengan bidang tadi.
Punya ilmu
dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di
dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan.
Punya sikap
berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan
lingkungan yang terbentang di hadapannya.
Punya sikap
mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan
menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi
diri dan perkembangan pribadinya.
dalam
berorganisasi etika profesionalisme juga sangat diperlukan , antara lain
tampilkan rasa percaya diri kamu , yakinlah terhadap kemampuan diri kamu bahwa
kamu bisa jangan minder dan usahakan selalu
rendah diri , yakinlah setiap orang pasti memiliki kekurangan dan
kelebihan , jadi kita tidak boleh brsombong diri atau merndahkan orang lain ,
usahakan mampu berkomunikasi dengan diri sendiri yang paling terpenting adalah
menjaga kedisiplinan kita seperti datang tepat waktu pada saat ada pengumpulan
anggota organisasi , tidak meninggalkan tugas yang telah diberikan oleh ketua
karena itu bukanlah sikap profesional
selain itu menggunakan waktu dengan sebaik mungkin sehingga tidak ada waktu
yang terbuang sia-sia, etika salam juga
salah satu orang yang memilliki jiwa profesionalisme , contohnya pada
saat bertemu teman kita hendaknya memberikan 3s yaitu senyum, salam, sapa . itu
akan membuat kita akan dipandang sebagai orang yang mempunyai jiwa profesional
dan ramah .
Mampu
mengendalikan emosi diri juga harus dapat dilakukan untuk meningkatkan jiwa
profesionalisme , selain itu menjaga persaan orang lain agar tidak tersinggung
oleh perkataan ataupun perbuatan kita sangat perlu dilakukan toleransi dan rasa
ingin membantu harus tanamkan jiwa
saling membantu sesama teman dan usahakan
selalu melaksanakan diskusi yang sehat dalam setiap pengambilan keputusan ,
jangan pernah merendahkan jabatan teman dalam organisasi karena itu akan
menyebabkan konflik internal di dalam organisasi , jika ada teman yang salah
dalam mengerjakan sesuatu erikan teguran yang tidak menyinggung perasaan teman
kita , sebagai anggota organisasi semua anggota harus dapat menanamkan tanggung
jawab yang tinggi dalam organisasi tesebut, dan kita harus bersikap loyal
kepada organisasi yang kita ikuti itu , Loyalitas bagi seorang profesional
memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pekerjaannya, ia bersikap total.
Artinya apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang profesional
memiliki suatu prinsip hidup, bahwa apa yang dikerjakannya bukan suatu beban,
tetapi merupakan panggilan hidup untuk berkarya dan memberikan manfaat bagi
orang lain. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh. Loyalitas
ini akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan selalu mencari
hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya, tanpa menunggu perintah. Dengan adanya
loyalitas, ia akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan
usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi. Mampu bekerja
keras
Seorang
profesional akan secara sadar sanggup untuk bekerjaa keras dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya. Ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai
keterbatasan dan kelemahan. Oleh karena ituia harus mampu menjalin kerja sama
dengan berbagai pihak tanpa pandang bulu. Ia akan membuka dirinya lebar-lebar
untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Ia tidak akan merasa
canggung atau turun harga diri bila harus bekerja sama dengan orang-orang yang
mungkin secara status lebih rendah darinya. Hal ini bisa dicapai apabila ia
mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, dimana
pun, dan kapan pun. Integritas
Nilai-nilai
kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi
seorang yang profesional. Dengan integritas ini seorang profesional akan
mempunyai kesadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani dan
suara hati harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Maka,
tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang profesional tak cukup hanya
cerdas dan pintar secara intelektual, tapi juga sisi mental dan emosional.
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalitasnya. Artinya, ia tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu
yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Ia tidak akan mengorbankan
idealismenya sebagai seorang yang profesional hanya disebabkan oleh hasutan
harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa bagi dirinya, lebih baik mengorbankan
harta, pangkat dan jabatan asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya
tidak hilang. Untuk membentuk komitmen yang tinggi dibutuhkan konsistensi dalam
mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpaadanya konsistensi atau
keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya
akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.