|
|
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Produk
kacang-kacangan dan serelia merupakan produk bahan pangan utama yang paling
sering dikonsumsi oleh kalangan masyarakat. Kacang hijau merupakan tanaman
penting ketiga di Indonesia setelah kacang kedelai dan kacang tanah (http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau,
diunduh pada 20 Agustus 2012). Kacang hijau memiliki berbagai manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai bahan makanan manusia, untuk
pengobatan ataupun bahan pakan ternak. Selain itu, kacang hijau mengandung
nutrisi yang banyak, antara lain asam lemak esensial omega-3 dan omega-6, asam
folat, vitamin B, Riboflavin, vitamin B6, potasium (266 mg), phosphorus
(99 mg), manganese (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), besi (1,4 mg),
zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg), dan fitosterol sebagai antioksidan.
Oleh karena kekayaan nutrisinya dan
pengolahannya yang tidak sulit, kacang hijau amat diminati oleh masyarakat,
terutama di Indonesia. Kacang hijau sering diolah menjadi bubur, ataupun
menjadi bahan isi Onde-onde dan Bakpau. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
jika angka permintaan konsumen terhadap kacang hijau terus meningkat dari tahun
ke tahun. Produksi kacang hijau Indonesia pada tahun 2007 sebesar 322487 ton
dan menurun pada tahun 2008 sebesar 6985 ton. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan
Departemen Pertanian memprediksikan bahwa laju produksi kacang hijau di dalam
negeri belum bisa mencukupi laju permintaannya sampai tahun 2010. Diperkirakan
pada tahun 2010 permintaan kacang hijau mencapai 2,8 juta ton. Sementara itu,
pada saat yang sama produksi kacang hijau nasional hanya mencapai 1,2 juta ton.
Hal ini menandakan bahwa produksi kacang hijau kurang memenuhi angka
permintaannya.
Oleh karena rendahnya produksi
kacang hijau tersebut dapat diperbaiki melalui berbagai upaya
perbaikan budidaya. Seperti yang kita ketahui, pertumbuhan suatu tanaman
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, seperti cahaya, kelembapan,
air, unsur hara, dan kerapatan tanam. Peningkatan produksi kacang hijau
dapat diupayakan dengan cara melakukan penelitian terhadap salah satu faktor
eksternal tersebut. Kerapatan tanam ,adalah salah satu faktor eksternal yang
paling jarang diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan kacang hijau. Padahal,
kerapatan tanam juga memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan suatu
tanaman. Bertolak dari permasalahan ini, tim peneliti terdorong untuk melakukan
suatu penelitian terhadap pertumbuhan kacang hijau, dengan kerapatan tanam
sebagai variabel bebasnya. Dari penelitian ini, diharapkan tim peneliti dapat
mengetahui pengaruh kerapatan tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau. Oleh
karena itu, tim peneliti menulis laporan ilmiah yang berjudul “Pengaruh Faktor Kerapatan Tanam terhadap Pertumbuhan
Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)”.
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana pengaruh kerapatan tanam terhadap pertumbuhan biji kacang hijau?
2.
Bagaimana pertumbuhan biji kacang hijau
setelah dilakukan penanaman dengan jarak antar tanaman rapat dan kurang rapat ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh
kerapatan tanam terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan
biji kacang hijau setelah dilakukan penanaman dengan jarak antar tanaman rapat
dan kurang rapat.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Dengan melakukan percobaan tersebut,
kita dapat mengelola luas lahan pertanian yang sempit untuk dapat di manfaatkan
secara maksimal.
2.
Dengan melakukan percobaan tersebut,
kita dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dengan
memperhatikan kerapatan tanamnya.
BAB II
|
|
|
Dalam
bab II ini akan diuraikan tentang : Tinjauan Singkat Tentang Biji Kacang Hijau
serta Pertumbuhan dan Peekembangan.
2.1. Tinjauan
Singkat tentang Biji Kacang Hijau
2.1.1. Kedudukan Kacang Hijau Dalam Klasifikasi
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang
berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini
diklasifikasikan seperti berikut ini.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
(suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
2.1.2.
Ciri-ciri Tanaman Kacang Hijau
2.1.2.1. Ciri – Ciri.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak
dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.
Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu.
Warna
batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya terdiri dari
tiga helaian dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih
panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Polong
kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya
berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna
hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji
kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning,
cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang
pada permukaan.
2.2 Tinjauan Singkat Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2.1
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah sintesis
protoplasma, biasanya diikuti oleh
perubahan bentuk dan penambahan massa yang dapat lebih besar dari
penambahan plasma itu. Selain perubahan bentuk, pertumbuhan pada tumbuhan juga
menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas fisiologis, susunan biokimianya
serta struktur dalamnya. Proses ini dinamakan diferensiasi.
Deferensiasi
itu terjadi sebagai akibat perbedaan dalam pertambahan plasmanya, jenis
organelnya, arah perbatangannya, pembentukan dinding selnya, kematian
protoplasmanya, dan seterusnya. Keseluruhan proses ini menyebabkan perkembangan
pada tumbuhan tingkat tinggi. Pertumbuhan merupakan gabungan antara
pembentangan dan perbanyakan sel. Tempat berlangsungnya pertumbuhan hanya di
meristem. Sel dewasa yang tumbuh kembali dinamakan meristem sekunder. Perbedaan
ukuran diantara organ-organ yang struktur anatominya sama dapat terjadi akibt perbedaan
jumlah sel atau aturan masing-masing sel penyusunnya.
2.2.2
Macam-macam pertumbuhan pada
tumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung
batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan
menggunakan alat auksanometer
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang dapat
dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel,
terdapat di bagian ujung akar. Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat
meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel,
terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel di daerah ini memiliki
kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel,
merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai
fungsi dan struktur khusus.
2. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
2. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
2.2.3
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor
eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali
hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut.
a. Air
dan Mineral à
berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara
atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
b. Kelembaban.
c. Suhu
à
di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis
tumbuhan.
d. Cahaya
à
mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat. Etiolasi
adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap. Fotoperiodisme
adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
e. Kerapatan
2. Faktor Internal: merupakan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang berasal dari tumbuhan itu
sendiri
a.
Hereditas
b.
Hormon
· Auksin
Adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
Adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
-membantu perkecambahan
-dominasi
apical
· Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin :
- pemanjangan tumbuhan
- berperan dalam
partenokarpi
· Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
· Gas
etilen
Banyak ditemukan pada
buah yang sudah tua
· Asam
absiat
· Florigen
· Kalin
· Hormon
pertumbuhan organ, terdiri dari :
- Rhizokalin
- Kaulokali
- Filokalin
- Antokalin
· Asam
traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan
sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori tentang ciri – ciri
kacang hijau, kami berpendapat bahwa dengan ciri tersebut yaitu tumbuhan kacang
hijau tergolong tumbuhan yang tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh faktor
eksternal, tetapi kebanyakan dipengaruhi oleh faktor internalnya. Faktor eksternal
sedikit berpengaruh pada penelitian yang kami lakukan. Berdasarkan aspek morfologi dan fisiologinya,
kacang hijau dalam penelitian kami mulai menghasilkan kecambah ketika berumur 2
hari. Pertumbuhan kecambah tersebut tidak lepas dari rutinitas penyiraman yang
kami lakukan. Karena perkecambahan biji kacang hijau juga sangat dipengaruhi
oleh faktor air (sumber makanan) itu sendiri.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori di atas kami mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
1. Kerapatan
tanaman mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Jika
dilakukan penanaman dengan jarak yang rapat, maka pertumbuhan tanaman akan
lambat, begitu juga sebaliknya.
BAB III
|
|
3.1. Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ilmiah ini kami
lakukan sejak tanggal 9 Agustus 2012 sampai dengan 16 Agustus 2012 yang
mengambil lokasi sebagain di ruang kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Negara dan di
rumah penulis.
3.2. Metode Penelitian
Tim penulis dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian deduktif yaitu dari umum ke
mengkhusus atau dari yang biasa menjadi lebih terspesialisai kesuatu bidang
terrtentu.
3.3. Teknik
Sampel penelitian
Sampel
penelitian ini adalah sebanyak 17 biji, masing – masing 9 biji dari kelompok A,
5 biji kelompok B dan 3 biji dari kelompok C.
3.4. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
bahasan ini diuraikan tentang : identifikasi variabel, alat dan bahan yang
digunakan, teknik pengukuran, dan proses
pengumpulan data.
3.4.1 Identifikasi Variabel
Variabel
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang secara
sengaja diubah-ubah. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah jumlah biji kacng hijau yang ditanam dan
jarak tanamnya.
2. Variabel terikat yaitu variabel yang
berubah-ubah sebagai akibat dari variable bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikat adalah Kecepatan
Pertumbuhan dan biji kacang hijau.
3. Variabel control yaitu yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh.
Sebagai variabel control adalah Polybag, jenis tanah, biji kacang hijau, dan cara penyiraman.
3.4.2. Alat dan Bahan Yang Digunakan
Alat dan
bahan yang digunakan meliputi :
1. 3 buah polybag
2. Tanah
yang subur
3. Biji
kacang hijau
4. Air
5. Penggaris
3.4.3.
Cara Kerja
1. Siapkan
3 buah polybag
2. Isi
dengan tanah
3. Tanam
biji kacang hijau di pot A dengan kerapatan 9 tanaman dan jarak antar tanaman 1
cm dlm pot A
4. Tanam
biji kacang hijau di pot B dengan kerapatan 5 tanaman dan jarak antar tanaman 2
cm dlm pot B.
5. Tanam
biji kacang hijau di pot C 3 biji.
6. Sirami
2x sehari, pagi dan siang
7. Ukur
tinggi batang dengan penggaris
8. Tulis
data di dalam Tabel
3.4.4. Teknik Pengukuran
Pengukuran
kami lakukan dengan mengukur panjang pertumbuhan biji kacang hijau yang
berhasil tumbuh pada polybag A,B,C. Sampai hari ke 7 sejak penanaman dilakukan.
3..4.5. Proses Pengumpulan Data
Proses
pengumpulan data meliputi :
1. Penyiapan Bibit
Biji kacang
hijau yang digunakan sebagai bibit adalah biji kacang hijau yang telah kami
rendam sebelumnya, dan dipilih biji yang layak ditanam yaitu ;
Kelompok
I : Merupakan
biji kacang hijau yang berjumlah 9 biji, yang ditanam dengan jarak tanam lebih
rapat.
Kelompok
II : Merupakan
biji kacang hijau yang berjumlah 5 biji, yang ditanam dengan jarak yang kurang
rapat dari kelompok A.
Kelompok III : Merupakan biji kacang hijau yang berjumlah 3
biji, yang ditanam dengan jarak yang kurang rapat dari kelompok A dan B.
Biji
– biji kacang hijau yang telah dikelompokkan tersebut kemudian ditanam sesuai
aturan tanam yang sudah kami rencanakan.
2. Percobaan Dilakukan
Serangkaian percobaan dilakukan sebagai
berikut :
Biji kacang
hijau yang telah direndam 3 jam lamanya, ditanam di 3 buah polybag yang telah
diisi tanah subur dalam jumlah yang sama, dengan aturan yang sudah ditentukan. Untuk
menghindarkan kesalahan, masing – masing gelas plastik diisi label A,B, dan C.
Setelah bibit – bibit tersebut
ditempatkan sedemikian rupa, maka langkah berikutnya adalah membuat kondisi
media tanam / tanah agar menyerupai kondisi yang sebenarnya yaitu dengan cara melakukan penyiraman
secara rutin dan volume air yang diberikan sama. Langkah terakhir adalah menempatkan
ke-3 polybag pada tempat yang telah disiapkan.
Keseluruhan kelompok/polybag persemaian
diperlakukan dengan cara yang sama yaitu penyiraman dilakukan setiap hari
sebanyak 2 kali yaitu pagi hari sekitar
pukul 07.00 wita dan siang hari sekitar pukul 13.30 wita, perlakuan seperti ini
dilakukan secara berulang – ulang
sampai bibit kacang hijau pada polybag, jelas kelihatan pertumbuhan antara
penanaman kacang hijau yang penanamannya rapat dan kurang rapat. Data tersebut dicatat dengan
menggunakan tabel pengumpulan data, sesuai kelompok masing – masing.
Tabel pengumpulan data sebagai contoh
untuk kelompok A, formatnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Hari
Ke - |
Jumlah Bibit Yang Berhasil
Tumbuh Pada Sub Kelompok
|
Jml
|
Ket |
|||||||||
I.1
|
I.2
|
I.3
|
I.4
|
I.5
|
I.6
|
I.7
|
I.8
|
I.9
|
I.10
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jml |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 1 : Format Tabel Pengumpulan Data
|
4.2. Pembahasan
Pada
tabel tersebut dapat dilihat bahwa masih ada bibit yang tidak berhasil tumbuh
pada masing – masing sub kelompok. Jumlah keseluruhan bibit kacang hijau yang
berhasil tumbuh adalah sebanyak 12 bibit kacang hijau yang dimana bibit
tersebut mulai tumbuh pada hari ke 2, dan pada hari ke 7 bibit kacang hijau
tumbuh maksimal.
Pada pot A sebanyak 6 buah bibit yang berhasil tumbuh
dan 3 sisanya tidak berhasil tumbuh. Pada pot B sebanyak 3 buah bibit yang
berhasil tumbuh dan 2 sisanya tidak berhasil tumbuh. Pada pot C 3 buah bibitnya
berhasil tumbuh dan tidak ada yang tidak berhasil tumbuh.
Dengan memperhatikan data
tersebut diatas jelaslah bahwa ada perbedaan dan pengaruh kerapatan tanam
terhadap daya pertumbuhan biji kacang hijau pada masing-masing pot yang telah
diteliti. Kerapatan tanam yang terlalu rapat dapat mengurangi daya pertumbuhan
biji kacang hijau tersebut. Sebaliknya kerapatan tanam kacang hijau yang kurang
rapat dapat berimbas kepada baiknya daya pertumbuhan dari kacang hijau itu
sendiri.
Walaupun kerapatan tanam dapat mempengaruhi
pertumbuhan biji kacang hijau dalam segi baik dan tidaknya pertumbuhan yang
tejadi pada setiap pot atau polybag. Namun dalam penelitian yang kami lakukan
kami menemukan perbedaan cepat tumbuhnya biji kacang hijau pada setiap polybag,
pada biji kacang hijau yang penanamannya rapat pada polybag A, biji kacang
hijau dapat tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhannya tidak merata bahkan gagal
untuk tumbuh. Begitu pula pada polybag
B, pertumbuhannya tidak merata. Namun, pada polybag C pertumbuhannya merata,
dan ke-3 bijinya tumbuh dengan baik.
4.3. Pengujian
Hipotesis
Dari tabel tersebut demikian pula pembahasan
yang telah dilakukan, maka akan semakin memberikan keyakinan bahwa hipotesis
tentang adanya Pengaruh kerapatan terhadap petumbuhan biji kacang hijau. Yang
pertumbuhannya tidak berlangsung dengan baik. Namun, dalam penelitian
ditemukannya hipotesis yang tidak sesuai dengan hasil penelitian, yaitu
hipotesis sebelumnya yang menyatakan “jika dilakukan penanaman dengan jarak
rapat, maka pertumbuhan biji kacang hijau akan lambat, begitu juga sebaliknya”.
Jelas dalam penelitian diperoleh pertumbuhan biji kacang hijau yang jarak
tanamnya rapat tumbuh dengan cepat dibandingkan biji kacang hijau yang jarak
tanamnya kurang rapat. Jadi, kerapatan tanam tidak berpengaruh pada cepat
lambatnya pertumbuhan pada biji kacang hijau. Namun, berpengaruh pada baik
tidaknya pertumbuhan biji kacang hijau walau prosentasenya tidak banyak.
BAB V
|
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian
yang dibahas dalam karya tulis ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahwa
adanya pengaruh kerapatan tanam terhadap pertumbuhan biji kacang hijau yaitu
pada baik tidaknya pertumbuhan yang terjadi
2. Bahwa
kerapatan tanam tidak memengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan biji kacang
hijau.
5.2. Saran
Tindak
1. Perlu
diadakan penelitian lebih lanjut mengenai berbagai permasalahan utamanya
masalah pertanian, yang berhubungan dengan penelitian ini misalnya biji manakah
yang pert
2. Para
Petani agar mampu memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memecahkan masalah
pembibitan yang selama ini dihadapi, yaitu dengan memetik padi yang sudah betul
– betul matang dan diambil biji padi 2/3 bagian yang terdapat diujung bulir,
agar mendapat prosentase perkecambahan yang tinggi, dengan cara memotong
terlebih dulu pada bulirnya sebelum menjadi gabah, sebanyak bibit yang
diperlukan.
|
DAFTAR PUSTAKA
|
Bagod Sudjadi
M.Ed.,Drs. dan Dra.Siti Laila, M.Pd, (2004) Biologi
Sains dalam Kehidupan. Surabaya
: Penerbit Yudistira.
Djamhur Winata
sasmita, Sukarno, ( 1993 ) Biologi I
. Jakarta :
Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan
Nasional ( 2000 ) Kumpulan naskah
Pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tahun 2002. Jakarta : Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional.
Kimball, John W, H.
Siti Soetarmi Tjitosomo, Nawangsari Sugiri, ( 1999 ) Biologi
Jilid 2. Edisi Kelima, Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Loveless, A.R. (
1999 ) Prinsip – Prinsip Biologi Tumbuhan
Untuk Daerah Tropik. Jilid 2, Jakarta
: Penerbit PT Gramedia.
Poerwadarminta,
W.J.S. ( 1999 ). Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta : Penerbit Balai
Pustaka.
Rifai, Mien Achmad.
( 1989 ). Kamus Biologi Anatomi,
Morfologi, Taksonomi, Botani. Bogor
: Penerbit Balai Pustaka.
Steenis, Van, Dr.
C.G.G.J. (1978) Flora. Jakarta : Penerbit PT.
Pradnya Paramita.
Sudarmo, Subiyakto.
( 1991 ). Pengendalian Serangan Hama Penyakit dan Gulma
Padi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
|
KATA
PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan anugrah – Nya sehingga kami
sebagai penulis telah diberikan kekuatan dan inspirasi dalam menyelesaikan tulisan
ini yang berupa karya ilmiah.
Karya ilmiah ini disusun untuk
memenuhi Tugas Biologi Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Manfaat
dari pembuatan Tugas Biologi Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ini
begitu besar, maka penulis mendukung pelaksanaannya, karena merupakan sarana
pengembangan cara belajar remaja, khususnya pelajar untuk mengembangkan daya
cipta dan penemuan baru dalam bidang ilmiah sebagai hasil karya sendiri, yang
dapat memberikan sumbangan pikiran dalam dunia ilmu pengetahuan.
Sesuai maksud dan tujuan dari
lomba karya ilmiah remaja ini maka penulis menyelidiki tentang “Pengaruh Faktor Kerapatan Tanam (Phaseolus radiatus L) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau”. Kami sebagai penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Yang
terhormat Bapak Kepala SMA Negeri 1 Negara yang telah banyak memberikan
dorongan
2. Guru
Pembimbing atau guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri 1 Negara yang telah
mengarahkan dan membimbing kami sehingga tulisan ini dapat terlaksana.
3. Teman
– teman sekalian yang telah mendukung proses pembuatan karya ilmiah ini.
4. Pihak
– pihak lain yang tidak disebutkan satu - persatu telah banyak pula membantu
dalam penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita.
Negara, 2005
Penulis
|
INTISARI
PENGARUH FAKTOR
KERAPATAN TANAM (Phaseolus radiatus
L) TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU
|
Permasalahan yang dihadapi petani kita, salah satunya
adalah masalah penanaman yaitu adanya penanaman dengan jarak antara tanaman
yang tidak diperhatikan, hal terseebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kacang hjau. Adanya masalah tersebut kami tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh factor kerapataan tanam terhadap pertumbuhan biji kacang
hijau. Penulis merumuskan masalah yaitu : Bagaimana pengaruh
kerapatan penanaman terhadap pertumbuhan
biji kacang hijau?
Bagaimana
pertumbuhan biji kacang hijau setelah dilakukan penanaman dengan jarak antar
tanaman rapat dan tidak rapat ? Penelitian
ini bermanfaat bagi para petani dalam mengelola lahan pertanian yang sempit
dangan menanam bibit kacang hijau dengan jumlah yang sesuai dan menghasilkan
hasil yang maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan pertumbuhan rata-rata pada kelompok atau polybag A, B, C. Data
dari penelitian tersebut diperoleh bahwa biji kacang hijau pada kelompok A
pertumbuhannya tidak merata, karena ada yang tumbuh sangat cepat, sedang, dan
bahkan tidak tumbuh sama sekali. Begitu pula yang didapat pada polybag B.
Namun, pada polybag C pertumbuhannya merata. Dari data tersebut dianalisis dan dibahas sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan yaitu ada pengaruh kerapatan tanam terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau walau prosentasinya tidak banyak. Namun, kerapatan tanam tperbedaan
daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah dan pangkal bulir. Biji yang
terdapat di bagian ujung prosentase perkecambahannya paling tinggi dibandingkan
dengan biji yang terdaidak berpengaruh pada cepat lambatnya pertumbuhan pada
biji kacang hijau. Kepada para petani
disarankan agar membuat bibit dapat memanfaatkan hasil penelitian ini, yaitu
dengan memetik biji padi 2/3 bagian ujung bulir.
|
|
|
||||
|
Halaman
Judul............................................................................................. i
Lembar
Pengesahan..................................................................................... ii
Kata
Pengantar............................................................................................. iii
Intisari.......................................................................................................... iv
Daftar
Isi...................................................................................................... v
Daftar
Tabel................................................................................................. vii
Daftar
Gambar............................................................................................. viii
Daftar
Grafik............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................. 2
1.4. Manfaat Penelitian........................................................... 2
BAB II LANDASAN
TEORI
2.1. Tinjauan Singkat Tentang Biji Kacang Hijau.................. 5
2.1.1. Kedudukan Kacang Hijau Dalam Klasifikasi...... 5
2.1.2. Ciri-Ciri Tanaman Kacang Hijau......................... 5
2.2. Tinjauan Singkat Pertumbuhan dan Perkembangan........ 7
2.2.1. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan........ 7
2.2.2. Macam-Macam
Pertumbuhan pada Tanaman........ 8
2.2.3. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan.. 8
2.3. Kerangka
Berfikir……………………………………….... 9
2.4. Hipotesis.......................................................................... 9
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... 10
3.2. Metode Penelitian............................................................ 10
3.3.1. Jenis Penelitian..................................................... 10
|
|
3.4. Teknik Pengumpulan data.................................................. 11
3.4.1. Identifikasi
Variabel
3.4.2. Alat dan
Bahan yang Digunakan
3.4.3. Cara
3.4.4. Teknik
Pengukuran
3.4.5. Proses
Pengumpulan Data
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian................................................ 17
4.2. Pembahasan..................................................................... 18
4.3. Pengujian Hipotesis......................................................... 21
BAB
V PENUTUP
5.1. Simpulan.......................................................................... 22
5.2. Saran Tindak.................................................................... 22
Daftar
Pustaka 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar