|
|
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan
tahap – tahap pembangunan di negara kita dititik beratkan pada sektor pertanian
yang menunjang pembangunan ekonomi, sehingga tercipta perekonomian yang
seimbang dan maju.
Untuk
menciptakan struktur ekonomi yang seimbang perlu ditunjang dengan kemampuan dan
kekuatan pertanian yang tangguh. Dari kenyataan tersebut di atas jelaslah bahwa
dalam menuju perekonomian yang seimbang dan maju, sektor pertanian, memegang
peranan yang sangat penting, termasuk pertanian di sawah.
Pertanian
sawah merupakan pertanian lahan basah,
salah satu area penting untuk menghasilkan dan mengembangkan tanaman padi. Padi
merupakan sumber makanan pokok yang mengandung karbohidrat. Keperluan makanan
pokok tersebut dewasa ini semakin bertambah banyak seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para petani khususnya
petani sawah haruslah dapat meningkatkan produksi padinya dengan berbagai cara.
Salah satu cara tersebut adalah memilih bibit yang baik.
|
Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi daya perkecambahan bibit padi. Pada tulisan ini,
penulis mencoba mengadakan penelitian tentang “Perbedaan Daya Perkecambahan
Biji Bagian Ujung, Tengah, dan Pangkal Bulir pada Tanaman Padi ( Oryza sativa ).
1.2. Perumusan Masalah
Bertitik
tolak dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1 Apakah
ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal
bulir ?
2. Biji
padi pada bulir bagian manakah mempunyai daya perkecambahan paling tinggi ?
3. Biji
padi pada bulir bagian manakah baik digunakan untuk bibit dalam pertanian ?
1.3. Tujuan Umum
Tujuan
penelitian ini secara umum adalah :
1. Mengikuti
Lomba Penelitian Ilmiah Remaja.
2. Untuk
membantu para petani agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatannya.
3. Bagi
penulis melatih diri menulis karya ilmiah untuk memecahkan masalah.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi
para petani, hasil penelitian ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan untuk memecahkan masalah pertanian khususnnya masalah kekurangan
ataupun kelebihan bibit padi, sehingga efisiensi dan produktivitas pertanian,
utamannya untuk tanaman padi dapat ditingkatkan.
2. Bagi
para siswa, dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan terutama dalam bidang
pertanian, disamping itu dapat pula dijadikan sebagai pemacu dalam
berkreativitas melakukan penelitian – penelitian dalam memecahkan berbagai
permasalahan, tidak saja dalam bidang pertanian, juga dalam bidang – bidang
lainnya.
1.5. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam menafsirkan istilah – istilah penting yang berkaitan
dengan judul penelitian ini, yaitu “Perbedaan Daya Perkecambahan Biji Bagian
Ujung, Tengah, dan Pangkal Bulir pada Tanaman Padi (Oryza sativa)“, maka dipandang perlu untuk memberikan beberapa
penjelasan sebagai berikut :
1.5.1. Perbedaan
Perbedaan
berasal dari kata dasar beda, yang artinya sesuatu yang menjadikan berlainan (
tidak sama ) antara dua benda ( hal dan sebagainya ). ( Poerwadarminta, 1999 :
104 ).
Dalam Penelitian ini yang
dimaksud dengan perbedaan adalah tidak samanya letak biji padi pada bulir yaitu
di bagian ujung, tengah, dan pangkal, yang menyebabkan tidak samanya prosentase
perkecambahannya.
1.5.2. Daya
Perkecambahan
Maksudnya
adalah kemampuan untuk berkecambah atau prosentase yang dapat berkecambah.
Kecambah merupakan permulaan kembali pertumbuhan embrio di dalam biji. ( John
W. Kimball, 1999 : 352 ).
Dalam penelitian ini daya
perkecambahan diukur dengan menghitung jumlah biji yang tumbuh, kemudian dicari
prosentasenya dari seluruh biji yang disemaikan.
1.5.3. Biji
Biji
merupakan satuan perkembangbiakan yang dibentuk dalam buah sebagai mendewasaan
bakal biji yang dibuahi, biasanya mengandung lembaga, persediaan makanan, dan
selaput pelindung ( Rifai, 1989 : 13 ).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan biji
adalah buah padi yang lazim disebut gabah, tetapi untuk memudahkan
pengelompokkan digunakan biji padi yang masih menempel pada bulirnya, setelah
dikelompokkan barulah dijadikan gabah sebagaimana biasanya.
1.5.4. Bulir
Adalah sumbu karangan bunga yang tidak bercabang
dengan bunga tersebar yang duduk. Bunga berkembang biasanya dari pangkal ke
ujung ( Steenis, 1978 : 34 ).
Dalam penelitian ini yang dimaksud bulir adalah
sumbu karangan bunga padi yang berkembang menjadi biji yang duduk. Bunga
berkembang menjadi biji kemasakannya berbeda bagian pangkal bulir paling muda,
dan bagian ujung bulir paling tua.
1.5.5. Tanaman Padi
Tanaman padi mempunyai nama ilmiah Oryza sativa ( lihat Bab II ).
Dalam penelitian ini digunakan varitas padi IR
64.
BAB II
|
|
|
Dalam bab II ini akan diuraikan
tentang : Tinjauan Singkat Tentang Tanaman Padi dan Aspek – Aspek
Perkecambahan.
2.1. Tinjauan
Singkat tentang Tanaman Padi
2.1.1. Kedudukan Padi Dalam Klasifikasi
Sistematika
tanaman padi menurut buku paket Biologi 1, halaman 16
Dunia : Tumbuhan
Divisio : Spermatophyta
Sub
– Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotylae
Bangsa : Poales ( glumiflorae )
Suku : Poaceae
Marga : Oryza
Species : Oryza sativa
2.1.2. Habitat
dan Ciri
2.1.2.1. Habitat.
Padi dapat
tumbuh baik, di daerah yang tingginya kurang dari 800 meter dari permukaan
laut, menghendaki tanah yang subur dan berair, bagi daerah yang airnya kurang
padi hanya bisa diusahakan pada musim hujan.
2.1.2.2. Ciri – Ciri.
|
2.1.3. Pertumbuhan
Tanaman Padi
Dalam
proses pertumbuhan padi terdapat tiga stadia umum yaitu : stadia vegetatif,
stadia reproduktif dan stadia
pembentukan biji. Stadia vegetatif yaitu dari perkecambahan sampai terbentuknya
bulir. Stadia reproduktif yaitu dari terbentuknya bulir sampai pembungaan.
Stadia pembentukan biji yaitu dari pembungaan sampai pemasakan biji.
Dari ketiga
stadia diatas, jika dirinci lagi maka akan diperoleh sembilan stadia, tidak
termasuk stadia 0 ( nol ) yang merupakan awal perkecambahan sampai timbulnya
daun pertama, biasanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Kesembilan stadia itu
mempunyai ciri – ciri dan nama tersendiri yaitu sebagai berikut :
1. Stadia 1 ( stadia bibit ). Stadia ini lepas dari terbentuknya
daun pertama sampai terbentuk anakan pertama, yang lamanya sekitar 3 minggu (
sampai padi berumur 24 hari ).
2. Stadia 2 ( stadia anakan ). Ketika jumlah anakan semakin
bertambah, sampai batas maksimum lamanya sekitar 2 minggu ( saat padi berumur 40 hari ).
3. Stadia 3 ( satdia perpanjangan batang ). Lama stadia ini sekitar
10 hari yaitu sampai terbentuknya bulir ( saat padi berumur 52 hari ).
4. Stadia 4 ( stadia saat mulai terbentuknya bulir ). Lama stadia
ini sekitar 10 hari ( sampai padi berumur 62 hari ).
5. Stadia 5 ( perkembangan bulir ). Lamanya sekitar 2 minggu, dimana
padi telah berumur 72 hari. Bulir tumbuh semakin sempurna sampai terbentuk
biji.
6. Stadia 6 ( pembungaan ). Lama stadia ini 10 hari yaitu saat mulai
muncul bunga polinasi dan fertilisasi.
7. Stadia 7 ( stadia biji berisi cairan menyerupai susu ). Dalam
stadia ini, bulir kelihatan berwarna hijau, yang lamanya sekitar 2 minggu
yaitu padi berumur 94 hari.
8. Stadia 8 yaitu ketika biji
yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh tanaman padi
kelihatan kekuning – kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu saat tanaman
berumur 102 hari.
9. Stadia 9 ( stadia pemasakan biji ). Dimana biji berukuran
sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai merunduk. Lama stadia ini
sekitar 2 minggu, sampai padi berumur 116 hari.
2.2. Aspek –
Aspek Perkecambahan
Aspek perkecambahan
meliputi : Aspek Morfologi dan Aspek Fisiologi. ( Loveless, 1999 : 168 ).
2.2.1. Aspek
Morfologi
Sebutir biji matang terbungkus
oleh lapisan pelindung, yaitu testa yang pada permukaannya dijumpai satu lubang
kecil, mikropil dan satu lampang ( scar ), hilum yang menandai tempat
menempelnya biji pada plasenta di dinding buah. Di dalam testa terdapat satu
tumbuhan embrio dan cadangan makanan yang tersimpan baik diluar embrio sebagai
endosperma maupun didalam embrio sendiri pada keping biji.
Pada
kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang hidup akan berkecambah dan
menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar pertama dari
perkecambahan adalah pecahnya testa di daerah mikropil dan dari situ muncul
radikula ( akar muda ) yang kemudian menancap ke tanah dan tancapan menjadi
kuat dengan munculnya rambut akar. Pada waktu yang bersamaan ketika radikula
timbul, mulailah pertumbuhan aktif pada bagian embrio lainnya. Apabila bagian
yang aktif telah tumbuh maka plumula
( calon pucuk ) dan kotiledon ( 2 daun biji ) yang masih terbungkus
testa akan terangkat ke atas permukaan tanah dan kotiledon itu akan segera
mengembang sebagai struktur daun pertama. Biasanya kotiledon itu berubah
menjadi hijau dan berfungsi sebagai daun yang berfotosintesis. Perhatikan
gambar 1 berikut ini
|
||||
|
2.2.2. Aspek Fisiologi
Yang
pertama diperlukan untuk memulai tumbuh bagi kebanyakan biji adalah tersedianya
air. Biji menyerap air dengan cara imbibisi dan akibatnya bagian isi koloid
yang kering akan memperoleh air kembali. Imbibisi diikuti oleh membengkaknya
biji dan terjadi tanpa memandang apakah biji itu masih hidup atau tidak. Dengan
adanya metabolisme yang aktif, yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan
kecepatan respirasi dan sintesis protein, yang kedua – duanya berkaitan dengan
hidrasi enzim – enzim yang ada.
Jika tumbuhan embrio yang berada
di dalam biji melanjutkan pertumbuhannya, embrio ini perlu membentuk suatu
sistem perakaran, penyerap dan sistem pucuk untuk fotosintesis, sehingga embrio
itu dapat berdiri sendiri. Dalam tahap yang sangat awal, sebelum tanda – tanda
perkecambahan jelas terlihat, embrio memiliki bahan yang cukup dalam tubuhnya
untuk memenuhi keperluannya. Walaupun di
dalam embrio telah berisi sukrosa, protein cadangan dan lipid, tidak lama
kemudian embrio akan bergantung kepada makanan cadangan dalam daerah
penyimpanan ( kotiledon atau
endosperma ) dari biji. Cadangan makanan yang tidak dapat larut harus diubah
menjadi bahan yang dapat larut sebelum diangkut kebagian – bagian pertumbuhan
dari kecambah yang masih sangat muda itu. Hal ini dilaksanakan dengan sintesis
dan tindakan selanjutnya dari enzim – enzim hidrolisis seperti amilase yang
mengubah pati menjadi gula, protease yang merombak protein menjadi asam amino,
nuklease yang menghidrolisis asam nukleat menjadi nukleotida dan lipase yang
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Aktivitas hidrolase yang
demikian mengarah keperombakan yang cepat dari bahan cadangan makanan yang
tidak larut.
Padi termasuk benih kering yaitu
benih yang lazim digunakan oleh pembiakan tanaman secara generatif, yang
biasanya dari biji atau dari buah kering yang berkadar air sekitar 7% – 16 %.
Kadar air pada biji tergantung pada tingkat kemasakan biji. Biji padi pada bulir
kemasakannya berbeda, karena kemunculannya yang berbeda, demikian juga kadar
airnya. Kadar air pada biji akan mempengaruhi penyerapan air secara imbibisi.
Berarti secara fisiologi dan morfologi ada perbedaan antara biji padi bagian
ujung, tengah, dan pangkal bulir.
2.3. Hipotesis
Berdasarkan
landasan teori di atas kami mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada perbedaan daya
perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir“.
BAB III
|
|
3.1. Tujuan
Khusus
Dalam
penelitian ilmiah yang kami lakukan ini, kami mempunyai tujuan khusus :
1. Untuk
mengetahui perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan
pangkal bulir.
2. Untuk
mengetahui bagian bulir padi yang bijinya mempunyai daya perkecambahan paling
tinggi.
3. Untuk
mengetahui biji padi pada bulir, yang baik untuk dijadikan bibit.
3.2. Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ilmiah ini kami
lakukan sejak tanggal 17 Juni 2005 sampai dengan 4 Juli 2005 yang mengambil
lokasi sebagain di Lab Biologi SMA Negeri 1 Mendoyo dan di rumah penulis.
3.3. Metode Penelitian
Berhasil tidaknya
penyusunan laporan ini sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam
memperoleh informasi / data yang dibutuhkan dalam penelitian
3.3.1. Jenis Penelitian
Penelitian
yang penulis gunakan adalah jenis penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk
meneliti kemungkinan adanya perbedaan daya perkecambahan biji padi pada bulir
bagian ujung, tengah dan pangkal.
3.3.2. Populasi
Penelitian
|
Kelompok I : Merupakan kumpulan 1/3 biji bagian ujung.
Kelompok II : Merupakan kumpulan 1/3 biji bagian tengah.
Kelompok III : Merupakan kumpulan 1/3 biji bagian
pangkal.
Seperti
yang terlihat pada gambar 2, padi
yang digunakan untuk
percobaan kelompok I, II dan III dipilih
secara acak.
|
|||||
Gambar 2 : Pembagian Biji Padi Pada Bulirnya
3.3.3. Sampel penelitian
Sampel
penelitian ini adalah sebanyak 300 biji, masing – masing 100 biji dari kelompok
I, 100 biji kelompok II dan 100 biji dari kelompok III. Pengambilan sampel
dengan cara acak.
3.3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam
bahasan ini diuraikan tentang : identifikasi variabel, alat dan bahan yang
digunakan, teknik pengukuran, dan proses
pengumpulan data.
3.3.4.1. Identifikasi Variabel
Variabel
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang secara
sengaja diubah-ubah. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah tempat biji
padi pada bulir 1/3 bagian ujung bulir, 1/3 bagian tengah bulir, dan 1/3 di
bagian pangkal bulir.
2. Variabel terikat yaitu variabel yang
berubah-ubah sebagai akibat dari variable bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikat adalah daya perkecambahan biji.
3. Variabel control yaitu yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen tetapi dijaga agar tidak memberikan pengaruh.
Sebagai variabel control adalah suhu waktu penelitian yang diusahakan sama,
percobaan yang dilakukan pada tempat yang sama, tanah yang dipakai sama.
3.3.4.2. Alat dan Bahan Yang Digunakan
Alat dan
bahan yang digunakan meliputi :
1. Tanah
Tanah
/ media tanaman, kami memakai tanah sawah yang kondisinya telah kami buat
sedemikian rupa sehingga sama seperti tanah / media tanam pada pembibitan yang
sebenarnya, karena tanah diambil dari tempat yang sama untuk masing – masing
kelompok.
2. Tempat Media Tanam
Tempat
media tanam ini digunakan gelas plastik yang berukuran diameter atas 7 cm,
diameter bagian bawah 5 cm sedangkan tinggi gelas 9 cm, sebanyak 30 buah, gelas
plastik ini dilubangi di bagian bawahnya.
3. Biji Padi
Digunakan
sebagai bibit yang terdiri dari 3 kelompok, masing – masing kelompok terdiri
dari 100 butir biji padi. Pengambilan biji padi ini dilakukan secara acak.
4. Air
Air
ini digunakan untuk melakukan penyiraman sehingga tanah tetap basah dan berair.
5. Penutup
Penutup
ini diletakkan pada bagian atas pesemaian yang berfungsi untuk menjaga
kelembaban dan menjaga dari gangguan binatang, sebagai penutup digunakan daun
alang – alang.
3.3.4.3. Teknik Pengukuran
Pengukuran
kami lakukan dengan menghitung jumlah bibit yang berhasil tumbuh dan yang tak
berhasil tumbuh pada tiap – tiap bak plastik masing – masing kelompok. Sampai
hari ke 10 sejak pesemaian dilakukan.
3.3.4.4. Proses Pengumpulan Data
Proses
pengumpulan data meliputi :
1. Penyiapan Bibit
Biji
padi digunakan sebagai bibit adalah biji padi yang telah kami kelompokkan
terlebih dahulu menjadi 3 kelompok seperti yang dibahas dalam teknik
pengambilan sampel yaitu
Kelompok
I : Merupakan
kumpulan biji bagian ujung dibagi menjadi 10 sub kelompok dan tiap – tiap sub
kelompok terdiri dari 10 butir biji padi.
Kelompok
II : Merupakan
kumpulan biji bagian tengah dibagi menjadi 10 sub kelompok dan tiap – tiap sub
kelompok terdiri dari 10 butir biji padi.
Kelompok III : Merupakan kumpulan biji bagian pangkal dan
kelompok ini juga dibagi menjadi 10 sub kelompok, tiap – tiap sub kelompok
terdiri dari 10 butir biji padi.
Biji
– biji padi yang telah dikelompokkan tersebut dijemur sampai kering, setelah
kering biji direndam selama 1 hari 1
malam ( 24 jam ) dan setelah itu biji padi ditiriskan dan barulah siap
untuk ditabur.
2. Percobaan Dilakukan
Serangkaian
percobaan dilakukan sebagai berikut :
Biji
padi yang telah ditiriskan, ditaburkan pada 30 buah gelas plastik yang telah
diisi tanah sawah dalam jumlah yang sama.
Untuk
lebih jelasnya perinciannya sebagai berikut
:
- 10 gelas plastik kelompok I diberi label
I.1, I.2, I.3, …I.10. ( Sebagai
sub kelompok I ) ditaburi dengan biji padi bagian ujung dimana di setiap gelas
plastik ditaburkan bibit padi sebanyak 10 butir, sehingga kelompok I berjumlah
100 biji.
- 10 gelas plastik Kelompok II diberi label
II.1, II.2, II.3, …II.10. ( Sebagai
sub kelompok II ) ditaburi dengan biji padi bagian tengah dimana disetiap gelas
plastik ditaburkan bibit padi sebanyak 10 butir, sehingga kelompok II berjumlah
100 biji.
- 10 gelas plastik Kelompok III diberi label
III.1, III.2, III.3, …III.10. ( Sebagai
sub kelompok III ) ditaburi dengan biji padi bagian pangkal dan pada masing –
masing gelas plastik ditaburkan bibit
padi sebanyak 10 butir, sehingga
kelompok III juga berjumlah 100
biji.
Dari
ketiga kelompok tersebut, penempatannya diacak, dengan maksud masing-masing
kelompok mendapatkan kondisi atau faktor luar yang relatif sama.
Untuk
menghindarkan kesalahan, masing – masing gelas plastik diisi label. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar 3 sebagai berikut :
Gambar 3 : Cara Penempatan Gelas
Plastik Pesemaian dalam Percobaan
Setelah
bibit – bibit tersebut ditempatkan sedemikian rupa, maka langkah berikutnya
adalah membuat kondisi media tanam / tanah agar menyerupai kondisi yang
sebenarnya ( seperti yang dibuat
oleh petani pada umumnya ) yaitu dengan cara melakukan penyiraman secara rutin.
Langkah terakhir adalah melakukan penutupan terhadap persemaian tersebut dengan
alang – alang untuk menjaga kelembabannya.
Keseluruhan
kelompok persemaian diperlakukan dengan cara yang sama yaitu penyiraman
dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali
yaitu pagi hari sekitar pukul 06.00 wita dan sore hari sekitar pukul 17.00
wita, perlakuan seperti ini dilakukan secara
berulang – ulang sampai bibit padi pada gelas, jelas kelihatan antara
yang berhasil tumbuh dengan yang tak berhasil tumbuh. Data tersebut dicatat
dengan menggunakan tabel pengumpulan data, sesuai kelompok masing –
masing.
Tabel
pengumpulan data sebagai contoh untuk kelompok I formatnya dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Hari
Ke - |
Jumlah Bibit Yang Berhasil
Tumbuh Pada Sub Kelompok
|
Jml
|
Ket |
|||||||||
I.1
|
I.2
|
I.3
|
I.4
|
I.5
|
I.6
|
I.7
|
I.8
|
I.9
|
I.10
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jml |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 1 : Format Tabel Pengumpulan Data
BAB IV
|
4.1. Deskripsi
Hasil Penelitian
Pengumpulan
data dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2, 3 dan 4 berikut ini.
Hari
Ke -
|
Jumlah Bibit Yang Berhasil
Tumbuh Pada Sub Kelompok
|
Jml
|
Ket
|
|||||||||
I.1
|
I.2
|
I.3
|
I.4
|
I.5
|
I.6
|
I.7
|
I.8
|
I.9
|
I.10
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
-
-
-
-
3
4
2
-
1
-
|
-
-
-
-
4
2
4
-
-
-
|
-
-
-
-
3
3
1
3
-
-
|
-
-
-
-
4
4
-
1
-
-
|
-
-
-
-
2
5
3
-
-
-
|
-
-
-
-
4
4
1
1
-
-
|
-
-
-
-
3
2
5
-
-
-
|
-
-
-
-
2
5
1
2
-
-
|
-
-
-
-
5
3
2
-
-
-
|
-
-
-
-
4
3
3
-
-
-
|
-
-
-
-
34
35
22
7
1
-
|
|
Jml
|
10
|
10
|
10
|
9
|
10
|
10
|
10
|
10
|
10
|
10
|
99
|
|
Tabel 2 : Jumlah
Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
pada Kelompok I Sampai Hari ke 10
Hari
Ke -
|
Jumlah Bibit Yang Berhasil
Tumbuh Pada Sub Kelompok
|
Jml
|
Ket
|
|||||||||
II.1
|
II.2
|
II.3
|
II.4
|
II.5
|
II.6
|
II.7
|
II.8
|
II.9
|
II.10
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
-
2
3
4
-
1
-
-
-
-
|
-
4
2
2
1
-
-
-
-
-
|
1
1
4
2
-
-
-
-
-
-
|
-
2
5
1
1
-
-
-
-
-
|
-
3
1
5
-
-
-
-
-
-
|
-
4
2
3
1
-
-
-
-
-
|
-
5
2
3
-
-
-
-
-
-
|
-
3
4
2
-
-
-
-
-
-
|
-
3
5
2
-
-
-
-
-
-
|
-
3
4
1
-
-
-
-
-
-
|
1
30
32
25
3
1
-
-
-
-
|
|
Jml
|
10
|
9
|
8
|
9
|
9
|
10
|
10
|
9
|
10
|
8
|
92
|
|
Tabel 3 : Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
pada Kelompok II Sampai Hari ke 10
|
Hari
Ke - |
Jumlah Bibit Yang Berhasil
Tumbuh Pada Sub Kelompok
|
Jml
|
Ket
|
|||||||||
III.1
|
III.2
|
III.3
|
III.4
|
III.5
|
III.6
|
III.7
|
III.8
|
III.9
|
III.10
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
-
-
2
3
-
-
-
-
-
-
|
-
1
3
1
-
-
-
-
-
-
|
-
-
1
2
-
-
-
-
-
-
|
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
|
-
2
4
1
-
-
-
-
-
-
|
-
-
3
2
-
1
-
-
-
-
|
-
-
-
1
3
-
-
-
-
-
|
-
1
3
1
1
-
-
-
-
-
|
-
-
1
3
-
-
-
-
-
-
|
-
-
2
2
1
-
-
-
-
-
|
-
4
21
17
5
1
-
-
-
-
|
|
Jml
|
5
|
5
|
3
|
3
|
7
|
6
|
4
|
6
|
4
|
5
|
48
|
|
Tabel
4 : Jumlah
Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
pada Kelompok III Sampai Hari ke 10
4.2. Pembahasan
Pada
tabel 2 dapat dilihat bahwa bibit yang berhasil tumbuh pada masing – masing sub
kelompok. Jumlah keseluruhan bibit padi yang berhasil tumbuh pada kelompok I
adalah sebanyak 99 bibit padi yaitu bibit mulai tumbuh pada hari ke 5, dan pada
hari ke 10 bibit padi tidak ada yang tumbuh lagi.
Dari data tabel 2 tersebut
maka dapat ditentukan daya perkecambahan dan tingkat kegagalan yaitu sebagai
berikut :
99
Daya
Perkecambahan = x 100 %
100
= 99 %
100 – 99
Tingkat
Kegagalan = x 100 %
100
1
= x 100 %
100
= 1 %
Pada tabel 3 dapat dilihat
bahwa jumlah keseluruhan bibit padi yang dapat tumbuh pada kelompok II adalah
sebanyak 92 buah bibit. Bibit tersebut mulai tumbuh pada hari ke 1, dan pada
hari ke 10 tidak ada lagi bibit pada tiap – tiap sub kelompok yang tumbuh.
Berdasarkan data pada tabel
3 maka daya perkecambahan dan tingkat kegagalan adalah sebagai berikut :
92
Daya
Perkecambahan = x 100
%
100
= 92 %
100 – 92
Tingkat
Kegagalan = x 100 %
100
8
= x 100 %
100
= 8 %
Pada tabel 4 dapat kita
lihat bahwa jumlah keseluruhan bibit padi yang dapat tumbuh pada kelompok III
adalah sebanyak 48 buah bibit dan ke 48 bibit tersebut mulai tumbuh pada hari
ke 2 sampai hari ke 6. Dari data pada tabel 4 maka daya perkecambahan dan
kegagalan adalah sebagai berikut :
48
Daya
Perkecambahan = x 100 %
100
=
48 %
100 – 48
Tingkat
Kegagalan = x 100 %
100
52
= x 100 %
100
=
52 %
Untuk dapat lebih mudah
membandingkan antara kelompok I, II dan III dapat dibuat tabel 4 dan grafik 1
sebagai berikut :
No. Kelompok
|
I
|
II
|
III
|
Ket
|
Jumlah
biji
Jumlah
biji yang tumbuh
Daya
perkecambahan ( % )
Prosentase
kegagalan ( % )
|
100
99
99
1
|
100
92
92
8
|
100
48
48
52
|
|
Tabel 5
: Perbandingan Prosentase
Perkecambahan Biji Kelompok I, II
dan III
Jika yang tertera pada
tabel 5 diatas dibuat dalam bentuk grafik maka dapat kita lihat seperti grafik
1 berikut ini :
ProsentaseBiji Padi
yang tumbuh ( % )
|
|
|
25
I II III Pembagian Bulir
Grafik 1: Perbandingan Daya
Perkecambahan Biji Kelompok I, II, III
Dengan memperhatikan data
tersebut diatas jelaslah bahwa ada perbedaan daya perkecambahan biji padi
bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir, yaitu bagian ujung daya
perkecambahannya paling tinggi, kemudian bagian tengah, dan paling rendah di
bagian pangkal.
4.3. Pengujian
Hipotesis
Dari tabel 2, 3, 4 dan 5,
serta grafik 1, demikian pula pembahasan yang telah dilakukan, maka akan
semakin memberikan keyakinan bahwa hipotesis tentang adanya perbedaan daya
perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah dan pangkal bulir adalah benar,
bahwa daya perkecambahan yang tinggi adalah pada kelompok I dan kelompok II
artinya bahwa daya perkecambahan biji yang baik adalah 2/3 bagian ujung bulir
sedangkan 1/3 bagian pangkal daya perkecambahan bijinya sangat rendah, sehingga
biji padi yang baik digunakan untuk bibit adalah biji padi yang terdapat pada
bulir bagian tengah sampai ke bagian ujung.
BAB V
|
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian
yang dibahas dalam karya tulis ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahwa
ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung, tengah, dan pangkal
bulir.
2. Biji
yang terdapat pada bulir bagian ujung daya perkecambahannya paling tinggi
dibandingkan dengan biji padi yang terdapat pada bulir bagian pangkal tengah
dan pangkal.
3. Biji
padi yang baik digunakan untuk bibit adalah 2/3 bagian ujung ( dalam 1 bulir ) karena biji tersebut tingkat
kegagalannya hanya kurang lebih 9 %, sedangkan 1/3 bagian bawah tidak baik
karena tingkat kegagalan mencapai 52 %.
5.2. Saran
Tindak
1. Perlu
diadakan penelitian lebih lanjut mengenai berbagai permasalahan utamanya
masalah pertanian, yang berhubungan dengan penelitian ini misalnya biji
kelompok manakah mempunyai kecepatan pertumbuhan paling cepat, dan terlebih
lagi tingkat produksinya.
2. Para
Petani agar mampu memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memecahkan masalah
pembibitan yang selama ini dihadapi, yaitu dengan memetik padi yang sudah betul
– betul matang dan diambil biji padi 2/3 bagian yang terdapat diujung bulir,
agar mendapat prosentase perkecambahan yang tinggi, dengan cara memotong
terlebih dulu pada bulirnya sebelum menjadi gabah, sebanyak bibit yang
diperlukan.
|
DAFTAR PUSTAKA
|
Bagod Sudjadi
M.Ed.,Drs. dan Dra.Siti Laila, M.Pd, (2004) Biologi
Sains dalam Kehidupan. Surabaya
: Penerbit Yudistira.
Djamhur Winata
sasmita, Sukarno, ( 1993 ) Biologi I
. Jakarta :
Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen
Pendidikan Nasional ( 2000 ) Kumpulan
naskah Pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tahun 2002. Jakarta : Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional.
Kimball, John W, H.
Siti Soetarmi Tjitosomo, Nawangsari Sugiri, ( 1999 ) Biologi
Jilid 2. Edisi Kelima, Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Loveless, A.R. (
1999 ) Prinsip – Prinsip Biologi Tumbuhan
Untuk Daerah Tropik. Jilid 2, Jakarta
: Penerbit PT Gramedia.
Poerwadarminta,
W.J.S. ( 1999 ). Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta : Penerbit Balai
Pustaka.
Rifai, Mien Achmad.
( 1989 ). Kamus Biologi Anatomi, Morfologi,
Taksonomi, Botani. Bogor
: Penerbit Balai Pustaka.
Steenis, Van, Dr.
C.G.G.J. (1978) Flora. Jakarta : Penerbit PT.
Pradnya Paramita.
Sudarmo, Subiyakto.
( 1991 ). Pengendalian Serangan Hama Penyakit dan Gulma
Padi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
|
KARYA ILMIAH INI DIBUAT UNTUK MENGIKUTI
|
|
Di terima
Hari : …………………………..
Tanggal : …………………………..
Pembimbing I Pembimbing
II
( Drs. I Ketut Ardana ) ( Drs. I Nyoman Sudiarka
)
NIP. 132055934 NIP.
131639391
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Mendoyo
( Drs. I Wayan Astawa )
NIP. 130876925
|
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan anugrah – Nya sehingga kami
sebagai penulis telah diberikan kekuatan dan inspirasi dalam menyelesaikan
tulisan ini yang berupa karya ilmiah.
Karya ilmiah ini disusun untuk
mengikuti Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tahun 2005. Manfaat dari lomba
penelitian ilmiah remaja ini begitu besar, maka penulis mendukung
pelaksanaannya, karena merupakan sarana pengembangan daya kreasi remaja,
khususnya pelajar untuk mengembangkan daya cipta dan penemuan baru dalam bidang
ilmiah sebagai hasil karya sendiri, yang dapat memberikan sumbangan pikiran
dalam dunia ilmu pengetahuan.
Sesuai maksud dan tujuan dari
lomba karya ilmiah remaja ini maka penulis menyelidiki tentang “Perbedaan Daya
Perkecambahan Biji bagian Ujung, Tengah, dan Pangkal Bulir pada Tanaman Padi (Oryza sativa)“.
Kami sebagai penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
:
1. Yang
terhormat Bapak Kepala SMA Negeri 1 Mendoyo yang telah banyak memberikan
dorongan
2. Guru
Pembimbing KIR SMA Negeri 1 Mendoyo yang telah mengarahkan dan membimbing kami
sehingga tulisan ini dapat terlaksana.
3. Teman
– teman sekalian yang telah mendukung proses pembuatan karya ilmiah ini.
4. Pihak
– pihak lain yang tidak disebutkan satu - persatu telah banyak pula membantu
dalam penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita.
Mendoyo,
25 Juli 2005
Penulis
|
INTISARI
|
BAGIAN
UJUNG, TENGAH, DAN PANGKAL BULIR
PADA
TANAMAN PADI ( Oryza sativa )
I
Komang Artina, NIS .
4926, ix, 23 halaman.
|
Permasalahan yang dihadapi petani kita, salah satunya
adalah masalah pembibitan yaitu sering bibit yang disemai petani prosentase
perkecambahannya rendah, sehingga sangat merugikan bagi petani. Adanya masalah
tersebut kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan daya
perkecambahan biji bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir pada tanaman padi.
Penulis merumuskan masalah yaitu : Apakah ada perbedaan daya perkecambagan biji
bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir ? Biji pada bulir bagian manakah
mempunyai daya perkecambahan paling tinggi
? Biji padi pada bulir bagian
manakah baik digunakan untuk bibit dalam pertanian ? Penelitian ini bermanfaat bagi para petani
dalam memecahkan masalah pembibitan yang dihadapi.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan prosentase perkecambahan
antara biji bagian ujung, tengah, dan pangkal bulir. Data dari penelitian
tersebut diperoleh bahwa untuk biji bagian ujung prosentase perkecambahannya
adalah 99%, bagian tengah prosentase perkecambahannya 92% sedangkan pada bagian
pangkal prosentase perkecambahannya 48%. Dari data tersebut dianalisis dan dibahas sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan yaitu ada perbedaan daya perkecambahan biji padi bagian ujung,
tengah dan pangkal bulir. Biji yang terdapat di bagian ujung prosentase
perkecambahannya paling tinggi dibandingkan dengan biji yang terdapat pada
pangkal bulir, sehingga 2/3 bagian ujung bulir baik digunakan sebagai bibit.
Kepada para petani disarankan agar membuat bibit dapat memanfaatkan hasil
penelitian ini, yaitu dengan memetik biji padi 2/3 bagian ujung bulir.
|
|
|
||||
|
Halaman
Judul............................................................................................. i
Lembar
Pengesahan..................................................................................... ii
Kata
Pengantar............................................................................................. iii
Intisari.......................................................................................................... iv
Daftar
Isi...................................................................................................... v
Daftar
Tabel................................................................................................. vii
Daftar
Gambar............................................................................................. viii
Daftar
Grafik............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah......................................................... 2
1.3. Tujuan Umum.................................................................. 2
1.4. Manfaat Penelitian........................................................... 2
1.5. Penjelasan Istilah............................................................. 3
BAB II LANDASAN
TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Singkat Tentang Tanaman Padi........................ 5
2.1.1. Kedudukan Padi Dalam Klasifikasi.................... 5
2.1.2. Habitat dan Ciri................................................... 5
2.1.3. Pertumbuhan Tanaman Padi................................ 6
2.2. Aspek – Aspek Perkecambahan....................................... 7
2.2.1. Aspek Morfologi.................................................. 7
2.2.2. Aspek Fisiologi.................................................... 8
2.3. Hipotesis.......................................................................... 9
BAB
III METODE PENELITIAN
3.1. Tujuan Khusus................................................................. 10
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... 10
3.3. Metode Penelitian............................................................ 10
3.3.1. Jenis Penelitian..................................................... 10
|
|
3.3.4. Teknik Pengumpulan data................................... 11
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian................................................ 17
4.2. Pembahasan..................................................................... 18
4.3. Pengujian Hipotesis......................................................... 21
BAB
V PENUTUP
5.1. Simpulan.......................................................................... 22
5.2. Saran Tindak.................................................................... 22
Daftar
Pustaka 23
Lampiran
01 Foto
02 Biodata Penulis
|
DAFTAR TABEL
|
TABEL
1 : Format
Tabel Pengumpulan Data ................................. 16
TABEL 2 : Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
Pada Kelompok I
Sampai Hari ke 10............................ 17
TABEL 3 : Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
Pada Kelompok II
Sampai Hari ke 10.......................... 17
TABEL 4 : Jumlah Bibit Padi yang Berhasil Tumbuh
Pada Kelompok III
Sampai Hari ke 10......................... 18
TABEL
5 : Perbandingan
Prosentase Perkecambahan
Biji kelompok I,
II, III.................................................. 20
|
DAFTAR GAMBAR
|
GAMBAR 1 : Perkecambahan Biji....................................................... 8
GAMBAR 2 : Pembagian
Biji Padi Pada Bulirnya.............................. 11
GAMBAR 3 : Cara
Penempatan Gelas Plastik Pesemaian Dalam
Percobaan...................................................................... 15
|
DAFTAR GRAFIK
|
GRAFIK
1 : Perbandingan
Daya Perkecambahan Biji
Kelompok I, II,
III........................................................ 20
|
Lampiran 02
|
DAFTAR
ISIAN PESERTA
Karya Perorangan
Nama
Lengkap : I Komang Artina
Tempat
/ Tanggal Lahir : Yehembang, 7 Oktober 1988
Jenis
Kelamin : laki-laki
Alamat
Lengkap Sekolah : Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo
Kabupaten
Jembrana, Propinsi Bali
Kode
Pos 82261, Telp ( 0365 ) 40262
Alamat
Lengkap Rumah : Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana,
Propinsi
Bali.
Status
Sekarang : Masih bersekolah
Pendidikan : SMA Kelas II PSIA
Pekerjaan
Sekarang : -
Kegemaran
( hobby ) : Membaca, Komputer
Cita –
Cita Pribadi : Guru Biologi
Bidang
ilmu yang digemari : Biologi, Kimia dan TIK
Nama
Orang Tua : I Ketut Dana
Pekerjaan
Orang Tua : Tani
Mendoyo,
25 Juli 2005
Peserta,
I
Komang Artina
BIODATA PESERTA
LKTI
TINGKAT SMU SE – BALI 2002
|
Mendoyo, 6 Juli 2002
Foto 3 : Keadaan
Biji Padi yang Tumbuh Pada Kelompok I, II, III
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar